Pernyataan Fakhri Husaini mengenai pelarangan menghadiri acara Mata Najwa oleh petinggi PSSI menumbuhkan tafsiran baru di benak publik sepak bola Indonesia.
Tafsiran tersebut masih berkaitan dengan keputusan PSSI yang tak lagi menggunakan jasanya di timnas Indonesia.
Beberapa waktu lalu PSSI menunjuk beberapa nama untuk menukangi timnas Indonesia.
Namun yang mengejutkan adalah, tiada nama Fakhri Husaini dalam barisan juru racik tim Garuda di berbagai rentang usia tersebut.
Padahal, bila yang jadi patokan PSSI dalam menentukan sosok pelatih adalah torehan prestasi, Fakhri Husaini jelas paling unggul, setidaknya dalam periode 2017-2018.
(Baca Juga: PSSI Umumkan 4 Pelatih Baru Timnas Indonesia, Bagaimana Nasib Fakhri Husaini?)
Sebab, bersama timnas U-16 Indonesia, Fakhri telah membawa tiga trofi di berbagai ajang masuk ke dalam lemari.
Selain Piala AFF U-16 2018 yang tentunya paling bergengsi, ada pula piala dari ajang Thien Phong Plastic 2017 dari Vietnam dan Jenesys Cup yang dihelat di Jepang.
Mantan pesepak bola yang juga karyawan PT Pupuk Kaltim Bontang itu digantikan oleh Bima Sakti sebagai pelatih timnas U-16.
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar