Pebalap Movistar Yamaha Valentino Rossi dirasa belum memiliki niat untuk pensiun dalam waktu dekat.
Sang sahabat sekaligus tangan kanan Rossi, Alessio "Uccio" Salucci, menyatakan hanya sang pebalap yang tahu kapan bakal terus bersaing atau berhenti.
Namun, Uccio menegaskan tak ada alasan bagi Rossi untuk pensiun dalam waktu dekat.
"Saya rasa dan saya harap (Rossi berkarier di MotoGP hingga 2020). Jika Valentino masih ingin membalap, saya tak melihat ada alasan mengapa dia harus berhenti," kata Uccio.
"Vale cukup cerdas dan rendah hati untuk memahami kapan dia harus berhenti. Momentum tersebut belum datang dan saya sangat berharap ini berlanjut," lanjutnya.
Belum lama ini bos Yamaha, Lin Jarvis, mengatakan belum ada pembicaraan apapun mengenai masa depan Valentino Rossi.
Kontrak pebalap Italia tersebut dengan Movistar Yamaha bakal habis pada akhir 2018.
(Baca Juga: Jorge Lorenzo Legawa jika Catatan Impresifnya Sejak 2008 Terhenti di Tahun Ini)
Jarvis mengatakan Rossi kemungkinan baru memutuskan kelanjutan masa depannya pada GP Italia, Juni 2018.
Saat kontraknya habis bersama Yamaha pada musim depan, Rossi sudah berusia 39 tahun. Meski usianya sudah tak muda, dia masih punya ambisi besar mengejar gelar ke-10.
Selain itu, Rossi juga masih memiliki kondisi fisik yang prima. Buktinya, dia mampu kembali ke lintasan hanya 21 hari setelah mengalami cedera cedera patah kaki kanan.
Rossi menandai comeback tersebut dengan finis di posisi kelima pada GP Aragon, 24 September 2017.
Meski demikian, Uccio menyadari Rossi tetap bakal menghadapi kesulitan pada tiga balapan di Asia-Australia karena bagaimanapun sang pebalap hanya manusia biasa.
Rossi membalap di Aragon dalam kondisi belum fit 100 persen karena 21 hari sebelumnya baru menjalani operasi patah kaki.
Dia turun ke lintasan lebih cepat dari prediksi tim medis yang memintanya beristirahat selama 30-40 hari.
Berita ini telah terbit di harian SUPER BALL dengan judul: Valentino Rossi Belum Mau Pensiun dalam Waktu Dekat
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | wartakota.tribunnews.com |
Komentar