Artinya, motor Ducati masih belum lincah bila mesti diajak berubah-ubah arah secara cepat dan konsisten.
Dua sirkuit paling ekstrem untuk model seperti itu, Assen di Belanda dan Phillip Island di Australia, Ducati keok.
Di Assen agak lebih baik, karena Danilo Petrucci kalah tipis dari Valentino Rossi. Namun, selebihnya mengecewakan.
Apalagi bila ditambah hasil-hasil di sirkuit serupa, yang tak seekstrem kedua trek di atas, yakni Termas de Rio Hondo (Argentina), Sachsenring (Jerman), dan Aragon (Spanyol).
Kelemahan Ducati kian kentara.
“Ini hasil yang mengecewakan karena Ducati secara umum tampil buruk. Kami telah memperbaiki banyak aspek dibanding tahun lalu, tapi ketika berlaga di trek seperti ini di mana rem tak banyak terpakai dan segudang belokan cepat, semua keterbatasan kami tereksploitasi,” ujar Dovi.
Walau belum tuntas, Ducati mesti menunda lagi keinginan mereka melahirkan juara dunia.
PR mereka cuma satu, tetapi efeknya besar.
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar