Meski bukan sesuatu yang haram dalam kejuaraan MotoGP, strategi team order untuk meraih gelar juara nyatanya tetap menuai kontroversi terutama jika menyangkut masalah sportifitas.
Terbaru adalah kasus team order yang dilakukan tim Ducati untuk memenangkan Andrea Dovizioso pada balapan MotoGP Malaysia, Minggu (29/10/2017), demi mempertahankan kans Dovi dalam perburuan titel juara.
Dovizioso sendiri perlu meraih poin penuh untuk menjaga jarak dengan sang pemuncak klasemen, Marc Marquez, yang unggul 33 poin sebelum balapan GP Malaysia.
Berkat kemenangan yang diraihnya, Dovizioso setidaknya berhasil menunda pesta kemenangan Marquez, setelah memangkas selisih poin mereka menjadi 21 angka.
(Baca Juga: Lewis Hamilton Idamkan Gelar 'Sir' dari Ratu Inggris)
Sebagai pihak yang 'dirugikan' karena strategi tersebut, Marquez tetap memahami hal tersebut dan berpendapat jika team order adalah hal yang normal dalam sebuah kejuaraan.
"Dalam situasi yang dialami Lorenzo (rekan setim Dovi) saya juga akan melakukan hal yang sama," kata Marc Marquez seperti dilansir BolaSport.com dari Motorsport.
"Anda mungkin akan berjuang untuk sebuah balapan, tapi partner dan tim anda berjuang untuk sebuah gelar,"
"Itu adalah hal yang sulit untuk diterima dalam perlombaan, tapi itu adalah bagian dari pekerjaan kami," kata Marquez.
(Baca Juga: Kesan Pebalap Keturunan Indonesia Setelah Bersaing dengan Vinales)
Pada balapan yang digelar di Sirkuit Sepang itu, Marc Marquez hanya mampu finish di urutan 4 di belakang Johann Zarco.
Marc Marquez untuk sementara masih berada di puncak klasemen MotoGP 2017 dengan raihan 282 poin.
Pada seri pamungkas di Sirkuit Valencia, Spanyol, ia hanya perlu finis di setidaknya di posisi ke-11 untuk memastikan gelar keempatnya di kelas premier sejak debutnya di tahun 2013.
Editor | : | Ignatius Wijayatmo |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar