Menyandang status pebalap rookie di kelas MotoGP pada usia 31 tahun tentu akan menjadi tekanan tersendiri bagi seorang Thomas Luthi.
Berusia sama dengan runner-up MotoGP, Andrea Dovizioso, pebalap asal Swiss itu bisa dikatakan telat matang kalau melihat usia pebalap rookie lainnya yang jauh lebih muda.
Masuk ke kasta ketiga MotoGP (125cc) pada tahun 2002, Luthi baru dapat tampil di kelas utama 15 tahun kemudian.
Karier balapannya lebih banyak dihabiskan di kasta tengah di mana dirinya tampil di kelas 250cc atau Moto2 selama 11 musim.
Ia pun cukup sukses dengan dua kali menjadi runner-up pada dua tahun terakhir hingga bergabung bersama tim Marc VDS pada kelas MotoGP.
(Baca Juga: 2 Target yang Akan Dihadapi Greysia Polii/Apriyani Rahayu Usai Hong Kong Open 2017)
"Ada suatu masa ketika pebalap rookie MotoGP berusia sekitar 20 tahun. Marquez, Miller, dan lainnya, itu cukup sulit bagi saya," ujar Luthi dikutip BolaSport.com dari Motorsport-Total.
"Saya sempat mengira terlalu tua, dan tidak memiliki kesempatan lagi untuk itu," imbuhnya.
Akan tetapi kekhawatiran Luthi sirna setelah melihat penampilan kuat dari mantan rivalnya di kelas Moto2, Johann Zarco.
Be a reality in the near future.#JohannZarco #Johann #Zarco #JohannZarco5 #MotoGP pic.twitter.com/XfClhe9znp
— JINDOH (@jindoh) November 18, 2017
Zarco sendiri menjalani debut di kelas premier pada usia 26 tahun yang bisa jadi menjadi salah satu faktor kesuksesan bagi pebalap Prancis tersebut.
Pada musim perdananya Zarco meraih dua gelar sekaligus sebagai pebalap rookie terbaik dan pebalap tim independen terbaik.
"Saya pikir sekarang banyak orang mengerti bahwa tidak semua pebalap seperti Marquez, beberapa orang hanya perlu waktu sedikit lebih lama untuk mempelajari hal-hal tertentu," katanya.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | Motorsport-total.com |
Komentar