Kejuaraan MotoGP musim lalu menjadi yang terburuk bagi tim Suzuki Ecstar semenjak kembali dari hiatus pada tahun 2015.
Setelah empat podium dan satu kemenangan di kejuaraan musim 2016, tim pabrikan asal Jepang itu gagal menyabet satu pun podium di tahun 2017.
Jangankan untuk bersaing memperebutkan posisi tiga besar, untuk bersaing di papan tengah sudah cukup menyulitkan Andrea Iannone dan Alex Rins.
Keputusan untuk mengisi line-up dengan pebalap baru dan pebalap kurang berpengalaman mengendarai motor Jepang menjadi salah satu faktor kegagalan Suzuki.
"Pada tes musim dingin mereka harus membuat keputusan lebih awal, tapi kami mengambil resikonya," kata manajer tim, Davide Brivio dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
(Baca Juga: Floyd Mayweather Sebut Mantan Rivalnya Munafik Karena Tantang Conor McGregor)
Seperti diberitakan BolaSport.com sebelumnya, kesulitan yang dialami Suzuki dikarenakan kesalahan penilaian Iannone pada motornya saat tes pramusim kejuaraan.
Meski begitu Brivio tetap memandang positif hasil buruk musim lalu dan justru menganggapnya sebagai sebuah potensi.
"Dari sudut pandang olahraga, itu adalah sebuah keputusan bagus yang akan terbayar di musim 2018," ucap Brivio.
Beautiful shots from #jereztest @andreaiannone29 @Rins42 @MotoGP pic.twitter.com/uiAY6vD7pA
— Team SUZUKI ECSTAR (@suzukimotogp) 23 November 2017
Musim depan Suzuki akan mendapat keuntungan karena mendapat kelonggaran dimana salah satunya adalah tidak adanya batasan pengujian dan diperbolehkan untuk mengganti mesin motor saat kejuaraan berlangsung.
Hal itu dikarenakan sepanjang musim kemarin, Iannone dan Rins tidak pernah sekalipun finis di posisi tiga besar.
Jika melihat performa bagus dari Iannone dan Rins saat menjalani tes pramusim, bukan tidak mungkin kedua pebalap tersebut akan menjadi pebalap papan atas seperti halnya Vinales yang finis di peringkat kelima klasemen di musim 2016.
Editor | : | Ignatius Wijayatmo |
Sumber | : | speedweek.com |
Komentar