Rencana penambahan seri balapan pada kejuaraan MotoGP di tahun-tahun mendatang menimbulkan pro dan kontra.
Musim depan ajang balap motor itu akan menggelar 19 seri balapan dalam semusim berkat penambahan seri baru yang akan berlangsung di Sirkuit Buriram, Thailand.
Jumlah seri balapan pun akan kembali bertambah dengan bergabungnya GP Finlandia yang telah diumumkan Dorna beberapa waktu silam.
Belum ditambah dengan proposal dari negara lain yang juga ingin menggelar MotoGP, termasuk Indonesia.
Para pebalap dan manajer tim pun mengeluhkan rencana Dorna itu dan mengatakan kalau 20 balapan terlalu banyak.
(Baca Juga: Demi Juara, Bos Ferrari Ingin Sebastian Vettel Tidak Lagi Menjadi Orang yang Pemarah)
"20 balapan dalam semusim sangat banyak - kami tidak mau lakukan lebih dari 20," kata manajer tim Yamaha, Lin Jarvis dikutip BolaSport.com dari Crash.
Menurutnya balapan yang terlalu banyak akan membuat mereka kelelahan serta kesulitan dalam mengatur jadwal pengujian.
Hal itu juga diutarakan mantan manajer tim Repsol Honda, Livio Suppo.
"Bila Anda memiliki 20 balapan, tidak mudah menemukan satu minggu untuk diuji. Jadi, saya pikir rencana pembatasan jumlah tes bisa diterima," imbuh Suppo.
(Baca Juga: Kemenpora Diharapkan Lebih Memperhatikan Legenda Olahraga di Pelosok Tanah Air)
Rencana pengurangan jadwal tes telah diungkapkan bos Dorna, Carlo Ezpeleta kala membawa masalah ini ke pertemuan yang berlangsung bulan Oktober lalu.
Menurutnya salah satu solusi untuk mengatasi terlalu padatnya jadwal balapan adalah dengan mengurangi salah satu dari tiga tes pramusim.
"Jika kita melakukan 20 balapan, kita harus mengurangi beberapa pengujian juga dan ada rencana untuk mengurangi salah satu tes musim dingin untuk mengatasinya," ujar Jarvis.
"Pada akhirnya lebih baik pergi untuk melakukan balapan daripada melakukan pengujian," kata Suppo menimpali.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | crash.net |
Komentar