Salah satu kepala kru kawakan, Jeremy Burgess, menjelaskan pendapatnya mengenai dua mantan pebalap yang pernah ditanganinya, Valentino Rossi dan Mick Doohan.
Di saat pebalap MotoGP dihebohkan oleh metode kerja Marc Marquez yang tampil maksimal untuk mencari batas potensi motornya, Burgess punya pendapat tersendiri mengenai hal itu.
"Batas pasti dari motornya adalah jatuh. Kalau Anda hampir jatuh maka Anda lamban. Kita harus mendekati batas itu tanpa melampauinya," kata Burgess dikutip BolaSport.com dari situs resmi MotoGP.
Menurutnya seorang pebalap dinilai kecakapannya dari kecerdasannya untuk menyadari apa yang harus dilakukan demi memaksimalkan motornya.
(Baca Juga: Dibanding Valentino Rossi, Danilo Petrucci Lebih Senang Jika Mampu Mengalahkan Marc Marquez)
"Vale dan Mick sangat bagus dalam hal ini karena mereka tahu pasti apa yang harus dibutuhkan untuk membuat waktu putaran yang cukup untuk keseluruhan balapan," sambungnya.
Selain itu kualitas pebalap untuk tampil konsisten (tidak lambat tapi juga tidak terlalu agresif) di setiap putaran juga menentukan kualitasnya.
Menurutnya jika pebalap mampu menjaga rentang waktu putarannya di bawah 0,2 detik maka pebalap itu telah berhasil mempertahankan konsentrasinya dengan baik.
(Baca Juga: Jorge Lorenzo: Saya Telah Menjadi Pebalap yang Lebih Baik Dibandingkan Saat bersama Yamaha)
"Pebalap seperti Valentino, Mick, Wayne Rainey, Eddie Lawson, Giacomo Agostini atau siapapun, mereka semua paham kalau itu semua soal tekanan yang konstan, tanpa menjadi lambat atau melebihi batas gripnya."
"Balap motor bukan hal yang mudah. Bagi pebalap akan sangat sulit untuk mencapai waktu putaran kalau dia tidak bagus dan memiliki keyakinan dengan motornya," sambung pria asal Australia itu.
Editor | : | Hery Prasetyo |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar