Pebalap Ducati, Jorge Lorenzo, membantah analisa berbagai pihak yang menyalahkan pilihan bannya pada balapan MotoGP Jerman di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Minggu (15/7/2018).
Jorge Lorenzo tampil kuat dengan memimpin jalannya balapan sejak lap pertama.
Namun kedigdayaan Lorenzo hanyab bertahan hingga lap ke-12. Setelah disalip Marc Marquez, posisi Lorenzo terus melorot sejak saat itu.
Nahasnya, Lorenzo keluar dari posisi lima besar pada lap ke-28 usai disalip pebalap tim satelit Ducati, Alvaro Bautista (Angel Nieto Team).
Pebalap yang musim depan hijrah ke Repsol Honda itu akhirnya harus puas mengakhiri balapan di urutan keenam.
Berbagai pihak menyebut jika pilihan ban depan soft menjadi penyebab Lorenzo keteteran pada paruh kedua balapan.
Namun pebalap berjuluk Por Fuera itu menolak analisis tersebut. "Para ahli ini semuanya salah," ujar Lorenzo dikutip BolaSport.com dari MotoGP.
"Saya memilih ban depan ini karena saya memenangkan dua balapan tahun ini dengan ban itu," tutur Lorenzo.
"Saya tidak memiliki masalah dengan ban depan yang tetap sempurna hingga balapan selesai," lanjutnya.
(Baca Juga: Maverick Vinales: Saya Bisa Saja Menang, Jika...)
Dari 24 pebalap yang ikut serta pada balapan MotoGP Jerman, Lorenzo menjadi satu-satunya pebalap yang menggunakan ban depan berkompon soft.
Lorenzo mengungkan jika masalah justru datang dari ban belakang yang berkompon medium.
"Masalah datang dari ban belakang. Semua pebalap mencoba untuk mengelola ban belakangnya di sepanjang balapan," ujar Lorenzo.
"Kehilangan traksi pada ban belakang terjadi pada waktu yang paling buruk. Saya tidak bisa berakselerasi secara normal. Saya mencoba menyesuaikan gaya balap saya menjadi lebih lembut dengan gas, tetapi tidak ada yang berhasil," kata dia.
Sementara itu, hasil balapan kemarin juga melanjutkan tren buruk Jorge Lorenzo di Sirkuit Sachsenring.
Sepanjang kariernya pada balapan Grand Prix, pebalap dengan lima gelar juara dunia itu tidak pernah memenangi balapan di Sachsenring.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | speedweek.com |
Komentar