TWITTER.COM/LEWISHAMILTON
Selebrasi Lewis Hamilton (Mercedes) setelah mampu meraih pole position pada sesi kualifikasi F1 GP Abu Dhabi 2018 yang berlangsung Sabtu (24/11/2018).
Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton , mengalami nasib sial saat menggeber motor Yamaha R1.
Meski dikenal sebagai pebalap Formula 1 (F1 ), Lewis Hamilton memiliki hasrat tinggi di dunia balap motor.
Bahkan juara dunia F1 tahun 2018 itu pernah menjadi brand ambassador pabrikan motor Italia, MV Agusta.
(Baca Juga: Marc Marquez Kembali Ditasbihkan sebagai Pebalap Terbaik Dunia )
Lewis Hamilton berkesempatan untuk mengikuti tes privat yang diselenggarakan tim peserta World Superbike (WSBK), Pata Yamaha, di Sirkuit Jerez, Spanyol.
Dalam tes tersebut, Hamilton mengalami kecelakaan kecil saat menggeber motor Superbike.
Beruntung kecelakaan di tikungan 5 itu tidak membuat pemegang lima gelar juara dunia F1 itu mengalami cedera.
Sebelumnya, Hamilton juga pernah mengendarai motor Superbike pada awal 2018 bersama pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow .
Saat itu, Hamilton dan Crutchlow menghadiri event yang digelar perusahaan minuman berenergi, Monster, di California.
Minat Hamilton pada dunia balap motor ternyata juga mendapatkan tanggapan dari pemegang sembilan gelar juara dunia, Valentino Rossi.
Bahkan Valentino Rossi memiliki keinginan untuk mengundang Hamilton ke MotoRanch miliknya di Tavullia, Italia.
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Nov 30, 2018 at 10:05pm PST
Komentar