Pebalap Formula 1 (F1) dari tim Red Bull Racing, Max Verstappen, bersikap cuek dengan pendapat beberapa orang yang menyebut gaya mengemudinya agresif dan membahayakan.
Kimi Raikkonen (Scuderia Ferrari) pernah membahas hal tersebut. Ia menilai gaya mengemudi Verstappen bisa membuat pebalap lain mengalami kecelakaan.
Max Verstappen tidak mempedulikan ucapan Raikkonen itu. Sebaliknya, ia merasa apa yang dilakukannya selama ini tidak melanggar aturan F1.
(Baca juga: Joseph Parker: Seseorang Akan KO, tetapi Bukan Saya)
"Tentu (gaya mengemudi agresif) tidak ilegal. Tidak disebutkan di buku peraturan bahwa Anda tak boleh mengikuti apa yang saya lakukan," kata Verstappen yang dikutip BolaSport.com dari The Guardian.
"Jika Anda pebalap baru, mereka akan bertindak keras kepada Anda. Saat tampil bagus, pebalap baru pasti akan mendapatkan perhatian lebih, dan ketika Anda bisa mengalahkan pebalap besar, mereka pasti tidak akan menyukainya, dan itu normal," tutur dia.
Menurut Verstappen, gaya mengemudi yang ia tampilkan selama ini merupakan karakter sejatinya.
Pebalap berkebangsaan Belanda itu pun siap melakukan pembelaan jika ada pihak yang memberikan penilaian secara tak adil kepadanya.
Gaya agresif ala Verstappen memang sempat mendorong Federasi Otomotif Internasional (FIA) untuk memberlakukan aturan tak resmi yang disebut "aturan Verstappen".
Dalam peraturan itu, pebalap akan dikenakan penalti jika melakukan manuver agresif di zona rem.
Namun, aturan itu ternyata tak diberlakukan secara permanen, alias diterapkan dalam beberapa seri balapan saja.
(Baca juga: Miami Open 2018 - Novak Djokovic Merasa Fit Jelang Pertandingan)
"Mereka mengubah peraturan untuk beberapa balapan, tetapi kemudian mereka menyingkirkannya lagi," ujar Verstappen.
Seri pertama F1 2018 akan berlangsung pada pekan ini, tepatnya di Melbourne Grand Prix Circuit, Australia, 23-25 Maret.
Pada GP Australia tahun lalu, Max Verstappen finis di posisi ke-5. Adapun pemenangnya adalah Sebastian Vettel yang merupakan rekan setim Raikkonen.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar