Saat balapan GP Australia pekan lalu, kru tim Mercedes sempat memberitahu kepada Lewis Hamilton bahwa mobil sang pebalap mengalami overheating atau suhu mesin yang terlampau tinggi.
Hal itu membuat Lewis Hamilton gagal finis di posisi terdepan pada balapan yang berlangsung di Melbourne Grand Prix Circuit, Australia, Minggu (25/3/2018).
Pebalap asal Inggris ini berada di posisi runner-up tepat di belakang sang rival, Sebastian Vettel, yang memperkuat tim Scuderia Ferrari.
Lewis Hamilton pun sempat mengaku khawatir terhadap ketahanan mesin mobilnya, mengingat masih ada banyak balapan yang harus dijalani.
(Baca juga: McLaren-Renault Moncer, Fernando Alonso Berpeluang Memutus Rekor Buruk dalam 4 Tahun Terakhir)
Meski demikian, Engineering Director Mercedes, Andrew Shovlin, memastikan tak ada persoalan serius dari mesin mobil Hamilton.
Shovlin menyatakan, mobil Hamilton siap bersaing pada seri GP Bahrain yang berlangsung di Sirkuit Sakhir, 6-8 April mendatang.
"Anda mungkin mendengar kami yang memberi tahu Hamilton tentang betapa panasnya mesin mobil dia. Memang, itu cukup dekat dengan batas suhu tertinggi," kata Shovlin.
"Namun, kami cukup yakin mesin akan dalam kondisi yang baik. Hamilton akan memakai mesin itu di Bahrain dan China. Kami akan memantau semuanya agar terus berjalan baik," tutur dia.
Panasnya mesin mobil Lewis Hamilton saat balapan di Australia membuat sang pebalap tak bisa optimal dalam "mengejar" Vettel yang saat itu berada di depannya.
(Baca Juga : Fernando Alonso Akui Tim McLaren Masih Harus Lakukan Pengembangan Lagi)
Hamilton pun khawatir jika mesin mobilnya akan jebol atau rusak jika terlalu memaksa untuk menekan Vettel.
Terkait GP Bahrain, Sebastian Vettel memiliki catatan yang sedikit lebih baik dari Lewis Hamilton.
Pebalap asal Jerman itu sudah tiga kali menjadi juara di Bahrain, yakni pada 2012, 2013, dan 2017.
Sementara itu, lewis Hamilton baru dua kali mencicipi podium tertinggi di GP Bahrain (2014 dan 2015).
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | crash.net |
Komentar