Kepala Tim Mercedes, Toto Wolff, punya pendapat tersendiri soal buruknya performa Lewis Hamilton pada balapan Formula 1 GP China di Sirkuit Internasional Shanghai, Minggu (15/4/2018).
Pada balapan yang berlangsung selama 56 putaran itu, Lewis Hamilton hanya mampu finis di urutan keempat dan beberapa pihak menyebutnya sebagai sebuah keberuntungan.
Lewis Hamilton sebenarnya hanya mampu finis di urutan kelima.
Namun dia tertolong oleh hukuman penalti yang diterima pebalap di depannya, Max Verstappen (Red Bull Racing).
Terkait hal tersebut, bos Mercedes yaitu Toto Wolff memberikan analisanya kepada media.
(Baca juga: GP China 2018 - Kena Tubruk, Begini Pesan Radio Sebastian Vettel kepada Tim Ferrari)
"Seperti mobilnya, Hamilton mungkin tidak berada dalam performa terbaiknya pekan ini," ucap Wolff yang dilansir BolaSport.com dari Express.
"Ketika sebuah mobil yang Anda punya tidak bisa melaju seperti yang diharapkan, apalagi bannya tidak mau mengikuti kemauan Anda, maka strateginya akan menyulitkan Anda," tutur Wolff.
Mercedes sendiri sudah menyiapkan strategi yang bagus untuk balapan GP China, tetapi strategi tersebut tidak berjalan dengan lancar.
"Sebenarnya kami sudah mendiskusikan skenario terbaik pagi ini, kemudian semuanya berjalan di arah yang salah," aku Wolff.
Valentino Rossi Bicara Soal Kasus Doping pada Ajang MotoGP https://t.co/vitDuza9zR
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 14, 2018
"Kami tidak berada di tempat yang bagus. Kami bolak-balik mengalami masalah karena ban yang terlalu dingin atau terlalu panas," tambah pria berusia 46 tahun tersebut.
Atas hasil yang diraihnya pada GP China 2018, Lewis Hamilton meraih 12 poin dan menempel ketat Sebastian Vettel yang berada di peringkat pertama pada klasemen pebalap.
Lewis Hamilton hingga seri balap ketiga sudah mengumpulkan 45 poin. Adapun Sebastian Vettel menjadi pemuncak dengan raihan 54 poin.
Para pebalap F1 akan kembali beraksi pada balapan GP Azerbaijan di Sirkuit Baku City, 29 April 2018 mendatang.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar