Keberhasilan tim bola voli pantai putri Indonesia, Dhita Juliana/Putu Dini Jasita, meraih medali perunggu pada Asian Games 2018 membuat pelatih memberi kesempatan kepada keduanya untuk memikirkan kehidupan pribadi.
"Mereka sudah melalui proses yang berat. Mulai dari mengorbankan nurani, keluarga, dan hal lainnya demi menjadi pemain nasional," kata pelatih tim voli pantai putri Indonesia, Agus Salim, dalam sesi konferensi yang dihadiri BolaSport.com.
"Mereka sangat berdedikasi. Ini adalah Asian Games pertama bagi mereka dan bisa meraih medali menjadi kebanggaan tersendiri. Ke depan, kalau mereka mau menikah saya persilakan karena akan memasuki usia 25-26 tahun," ucap Agus.
Agus mengatakan bahwa Dhita/Dini menunjukkan grafik naik sejak dia menanganinya pada 2010.
"Saya menemukan mereka di Lombok karena suka bermain di pantai. Ternyata mereka mau jadi pemain nasional," ujar Agus.
Setelah Agus menangani mereka selama setahun, Dhita yang saat itu dipasangkan dengan Ayu Cahyaningsiam berhasil meraih medali perak pada SEA Games 2011 yang saat itu digelar di Indonesia.
(Baca juga: Voli Pantai Asian Games 2018 - Dhita Juliana/Dini Jasita Mengaku Butuh Jam Terbang Bertanding Lebih Banyak)
"Grafik mereka cepat. Biasanya untuk mencapai level Asian Games setidaknya butuh waktu hingga enam tahun," kata Agus.
Ke depan, Agus berharap Dhita/Dini bisa meraih medali emas SEA Games dan mengejar tiket Olimpiade. Namun, dengan catatan Dhita/Dini siap fokus mengejarnya.
Pada Asian Games 2018, Dhita/Dini meraih medali perunggu setelah mengalahkan Tatyana Mashkova/Irina Tsimbalova (Kazakstan), 21-11, 21-10, pada laga yang berlangsung di Jakabaring Sport City, Palembang, Senin (27/8/2018).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar