Perusahaan asurasi asal Jerman yang memiliki saham di klub Bayern Muenchen, Allianz, sudah 7 tahun terakhir berdedikasi dalam usaha membantu memajukan sepak bola Indonesia, khususnya di usia muda.
Tahun ini Allianz telah menggelar Allianz Junior Football Camp untuk kali ke-7 atau sejak pertama kali digelar pada 2012.
Sejak saat itu, sudah ada lebih dari 15.000 anak Indonesia yang mendaftar dan mendapat kesempatan berlatih.
Beberapa di antaranya bahkan sudah ada yang terpilih untuk mengikuti Allianz Junior Football Camp di Jerman bersama Bayern Muenchen dan sebagian lagi di level Asia.
"Sebagai pihak yang memiliki saham di Bayern Muenchen, Allianz memiliki akses untuk bisa banyak berkolaborasi dengan klub. Maka, kami berusaha untuk membawa kesemaptan tersebut ke Indonesia," ucap Karin Zulkarnaen, Head of Market Management Allianz Indonesia.
"Hanya sedikit anak-anak Indonesia yang punya kesempatan berlatih di luar negeri dan menyaksikan secara langsung bagaimana para pemain profesional tampil. Jadi Allianz Junior Football Camp ini digelar untuk membuka seluas-luasnya kesempatan bagi mereka," tuturnya.
Dari tahun ke tahun, Allianz selalu melakukan inovasi agar Allianz Junior Football Camp bisa semakin baik dan bermanfaat bagi sepak bola Indonesia.
Pada edisi 2018, Allianz menghadirkan program baru yaitu "Coach to Coach" bersama Jacksen F. Tiago yang diperuntukkan bagi pelatih usia muda di Indonesia.
(Baca Juga: Fakta-fakta Fase Grup Piala Dunia 2018 - Terciptanya Gol Ke-2.500)
Program ini dilakukan Allianz demi memperbaiki mutu para pelatih pemain muda di Indonesia agar bisa saling berbagi pengalaman satu sama lain dan menularkan ilmu melatih pesepak bola usia anak-anak yang lebih baik lagi.
Para pelatih muda yang terpilih ini diambil dari 399 kisah unik dan inspiratif yang didapat Allianz melalui program karya tulis bertajuk Pahlawan Sepak Bola.
"Program Coach to Coach ini diadakan sebagai bentuk ekspansi kami dalam program Allianz Junior Football Camp demi membuka kesempatan bagi anak-anak Indonesia mendapatkan pelatihan yang lebih baik dari para pelatih yang menangani mereka," kata Karin.
"Jika sebelumnya program ini hanya ditujukan bagi anak-anak, kini kami juga mencoba memperbaiki para pelatihnya. Dengan minimnya pelatih yang profesional, maka proses perkembangan sepak bola di Indonesia juga akan semakin lama. Selain itu kami juga ingin memberikan apresiasi kepada para pelatih," ujarnya.
(Baca Juga: Bek Muda Ini Tak Berharap Timnas Inggris Terlibat Lagi di Drama Adu Penalti)
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar