Kursi pelatih dan manajer bisa menjadi "panas" seketika apabila prestasi sebuah klub mengalami grafik menurun. Pemecatan pun bisa menjadi solusi instan dari manajemen.
Tengok saja Premier League, kasta teratas Liga Inggris, musim 2016-2017. Ada 14 pergantian manajer, sembilan di antaranya terjadi saat kompetisi berlangsung.
Serie A atau level pertama Liga Italia lebih "kejam" lagi. Terjadi 18 pergantian pelatih selama lalu, empat di antaranya melibatkan Inter Milan.
Gelombang pemecatan di liga-liga besar Eropa bisa berlanjut pada musim 2017-2018. Terlebih lagi, banyak klub tergolong jorjoran dalam belanja pemain.
Klub-klub besar Eropa bisa semakin tergoda untuk mendepak pelatih melihat nama-nama top di daftar pengangguran. Terselip Thomas Tuchel, Luis Enrique, dan David Moyes.
Berikut ini adalah daftar pelatih top tanpa ikatan kontrak:
Fiorentina melepas Paulo Sousa karena kegagalan membawa tim finis di zona Eropa pada musim 2016-2017. Posisinya diambil alih Stefano Pioli.
Cuma, Sousa masih memiliki posisi tawar cukup bagus untuk calon klub barunya.
Rapor poin sosok asal Portugal itu tergolong tinggi, yaitu 1,75 per laga.
Dia bisa menjadi solusi buat tim-tim Italia yang membutuhkan pelatih pada tengah musim.
Terlebih lagi apabila tim tersebut mempunyai materi memadai untuk sistem tiga pemain belakang. Sepanjang karier kepelatihannya, Sousa kerap menggunakan formasi 3-1-4-2.
Sejak dipecat Manchester United pada 22 April 2014, David Moyes tidak pernah menjalani periode panjang bersama sebuah klub.
Pria asal Skotlandia itu cuma menghabiskan masing-masing satu tahun bersama Real Sociedad dan Sunderland.
Terakhir, dia mundur dari The Black Cats, julukan Sunderland, setelah anak-anak asuhnya dipastikan turun ke Championship, kasta kedua Liga Inggris.
Moyes bisa menjadi opsi untuk klub-klub Inggris mengingat pengalaman panjangnya di sana.
Thomas Tuchel tergolong piawai memoles bakat-bakat muda. Tengok saja dua tahun kiprahnya bersama Borussia Dortmund.
Berkat kemurahan hati sang juru taktik, pemain belia seperti Felix Passlack, , Julian Weigl, Ousmane Dembele, Dzenis Burnic, dan Emre Mor, melakoni debut profesional.
Berangkat dari itu, Tuchel mungkin bisa menjadi opsi buat klub yang memiliki pemain muda melimpah.
Tuchel sendiri sempat dikaitkan dengan Bayer Leverkusen, Schalke, dan Arsenal. Namun, tak satu pun dari rumor tersebut menjadi kenyataan.
Menghindari jurang degradasi tidak cukup buat menyelamatkan Walter Mazzarri dari surat pemecatan sebagai Manajer Watford pada akhir musim 2016-2017.
Namun, Mazzari masih memiliki sejumlah cerita indah untuk menjajakan dirinya ke klub-klub Eropa, terutama Italia.
Dia merupakan salah satu aktor kebangkitan Napoli pada 2000-an. Pondasi itu diteruskan Maurizio Sarri sebagai pelatih tim beralias I Partenopei kini.
Perlu dicatat pula, tim yang menginginkan jasa Mazzarri kelak, harus menyiapkan materi untuk formasi tiga pemain belakang.
Sistem itu identik dengan era kepelatihan Mazzarri di Sampdoria, Napoli, Inter Milan, dan Watford.
Luis Enrique adalah godaan terbesar buat tim-tim raksasa. Kegemilangannya bersama Barcelona tidak bisa dimungkiri.
Berbagai trofi, termasuk dua titel Divisi Primera La Liga, kasta pertama Liga Spanyol, dan satu gelar Liga Champions, menjadi bukti kualitasnya.
Cuma, tidak mudah buat tim peminat merekrut Enrique pada pertengahan musim 2017-2018.
Sebab, sosok berusia 47 tahun itu sempat mengutarakan rencana rehat selama satu musim sebelum melatih kembali.
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | transfermarkt |
Komentar