Direktur Teknik Shanghai SIPG, Mads Davidsen, geram dengan pesepak bola Eropa yang kerap menyepelekan Liga Super China.
"Ada kesalahpahaman yang membuat saya sangat marah ketika pemain-pemain di Eropa merasa bisa memilih waktu sesukanya untuk pindah ke China," kata Mads Davidsen kepada Sport Bild, Jumat (28/7/2017).
"Itu merupakan situasi tiga atau empat tahun lalu, tetapi sekarang sudah berbeda," ucap Davidsen.
Davidsen menjadikan dua bintang Bayern Muenchen, Franck Ribery (34 tahun) dan Arjen Robben (33) sebagai contoh.
A jogada começou com o Ribéry deixando o Messi sentado no chão e terminou com um golaço de Robben pic.twitter.com/1cEhQEIBpe
— PL DA DEPRESSÃO (@pldadepressao) July 17, 2017
"Jika Ribery mendapat tawaran dua atau tiga tahun lalu dari China, itu merupakan kesempatan bagi dia. Tetapi, klub China yang ambisius seperti Shanghai SIPG tidak akan merekrut dia atau Robben saat ini," ujar Davidsen.
"Mengapa klub China mesti mendatangkan pemain berusia 33 atau 34 tahun ketika mereka bisa mendatangkan pemain berusia 27 tahun seperti Axel Witsel atau Alex Teixeira bahkan Oscar yang berusia 25 tahun?" tutur Davidsen.
Baca Juga:
- Sebelum Ditendang Rekan Setim, Neymar Sudah Pernah Dihajar 432 Kali
- Kuras Dompet Rp 2 Triliun untuk Bek, Guardiola Belum Puas
- Ternyata, Juventus Enggak Bisa Beli Pemain Lazio Karena Duit Tak Cukup
Davidsen pun menegaskan bahwa Ribery dan Robben mustahil dapat mencicipi persaingan di kompetisi terelite Negeri Tirai Bambu.
"Ribery dan Robben telah melewatkan kesempatan untuk bisa bermain di China," kata Davidsen.
Kendati sudah memasuki usia kepala tiga, kedua pemain Bayern ini sebenarnya masih cukup garang.
Musim lalu, Ribery sanggup mencetak lima gol dan 18 assist dari 32 laga di semua kompetisi untuk Bayern.
Sedangkan Robben mampu menyumbangkan 16 gol dan 14 assist dari 37 penampilan.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Sport Bild, Transfermarkt |
Komentar