Bek sayap Paris Saint-Germain, Dani Alves mengungkapkan bahwa dirinya lebih menyukai menjadi musisi daripada pesepakbola.
Pemain yang nyaris memenangi semua gelar bersama Barcelona dan menguasai Italia bersama Juventus musim ini memutuskan pindah ke klub kaya Prancis, PSG.
Namun, siapa yang menyangka bahwa ketika kecil Alves tidak begitu menyukai sepak bola dan lebih memilih memainkan alat musik.
Pemain berusia 32 tahun ini mengungkapkan ayahnya yang mengubah dirinya menjadi menggemari sepak bola dan membuatnya seperti sekarang.
"Jujur saja, saya lebih suka menjadi seorang musisi, tapi saya menerima permintaan ayah saya untuk menjadi pesepakbola," ucap Dani Alves dilansir BolaSport.com dari Fourfourtwo.
(Baca juga: Hasil Liga Champions - Neymar dan Cavani Rujuk, PSG Tanpa Ampun Habisi Bayern Muenchen)
"Saya berhasil mewujudkan mimpinya, sesuatu yang tidak bisa saya bayangkan bahkan dalam mimpi terliar saya sekalipun. Saya berhasil mewujudkan impian ayah saya," .
Bagi Alves, sang adalah idola dan panutannya sehingga bahagia mewujudkan impian sang ayah yang sangat mencintai sepak bola.
Mantan pemain Sevilla ini juga mengungkapkan bahwa pemain yang menjadi panutannnya adalah bek sayap dan juga kapten Brasil ketika memenangi Piala Dunia 2002, Marcos Cafu.
Alves juga mengkritik sepak bola sekarang yang banyak dicampuri kepentingan lain selain sepak bola.
Menurut dia, sekarang orang-orang terjun di dunia sepak bola tidak berdasar kepada cinta dan impian akan olahraga tersebut.
(Baca juga: PSG Vs Bayern Muenchen, Dulu Kawan Kini Lawan)
"Mereka memanfaatkan impian orang lain. Sepak bola dulu olahraga yang digunakan untuk bersenang-senang, karena kita berada di dekat orang terdekat dan kita memanfaatkan sebaik-baiknya waktu itu," tuturnya.
"Saat ini, sepak bola adalah bisnis. Meski, itu adalah sisi lain sepak bola," tegas Alves.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Foufourtwo.com |
Komentar