BOLASPORT.COM – Kontroversi soal kepergiaan Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn ke Malasya untuk gabung Selangor FA bergulir. Namun sebenarnya, mereka berpeluang merengguk sukses seperti para seniornya yang lebih dulu gabung klub itu.
Jauh sebelum Evan Dimas dan Ilham Udin Armayn dikontrak Selangor FA, pada era 1980-an ada nama Ristomoyo.
Pesepak bola kelahiran Malang ini datang ke Malaysia pada 1984 dan membela Pahang FA, namun setelah itu gabung Selangor FA.
Puncak karier bek kiri ini pada 1986 saat menjadi bagian skuat Gerhasi Merah, julukan Selangor FA.
Ristomoyo memenangi turnamen paling tua dan bergengsi di Negeri Jiran, Piala Malaysia 1986.
(Baca juga: Derbi Rotterdam Berakhir dengan Kemenangan 7-0 untuk Tim Tamu)
Kala itu, Selangor FA menang 6-1 atas Johor (kini Johor Darul Takzim) dan salah gol mereka dicetak Ristomoyo.
Namun, Ristomoyo mengatakan, selain gol itu ada yang membuatnya merasa beruntung dari prestasi itu.
”Saya jadi bagian tim dengan pemain yang melegenda di Malaysia, Mokhtar Dahari. Rentetan prestasi itu juga sangat banyak bagi saya,” tutur Ristomoyo kepada BolaSport.com, Agustus 2017.
”Saya bisa bekerja dan menetap lama di Malaysia lalu mendapatkan pekerjaan bagus di sini karena catatan prestasi itu,” ujarnya.
Ya, Ristomoyo yang pergi dari Tanah Air berbekal ijazah SMA, mendapatkan pekerjaan di salah satu lembaga keuangan besar Malaysia, Public Bank.
Pekerjaan itu yang ditekuninya sampai kini dan Ristomoyo bisa hidup tenang di Negeri Jiran walau masih berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).
(Baca juga: Ditolak Evan Dimas Lalu Dikaitkan dengan Andik Vermansah, Klub Thailand Ini Kontrak Pemain Singapura)
Dua dekade setelah Ristomoyo, Selangor FA mendatangkan pemain asal Indonesia lagi sebagai pilar asing mereka.
Duo penyerang Bambang Pamungkas dan winger Elie Aiboy datang saat Selangor FA masih bermain di kasta kedua Liga Malaysia atau Liga Premier Malaysia.
Mereka diharapkan membantu skuat Gergasi Merah naik ke Liga Super Malaysia.
Ternyata, ekspektasi besar Selangor FA dibayar dengan prestasi maksimal duo pemain Indonesia itu.
Debut Bepe, sapaan Bambang, dan Elie bersama klub yang kini berusia 81 tahun itu menghasilkan treble winners domestic.
Selangor FA tak hanya juara Liga Premier Malaysia untuk promosi, tetapi juga menjadi yang terbaik di Piala FA Malaysia serta Piala Malaysia.
Khusus Bepe, catatan itu membuatnya kembali lagi membela timnas Indonesia.
Ya, Bambang dipanggil Peter Withe untuk membela skuat Garuda pada Piala AFF 2007, setelah tiga tahun sebelumnya dengan pelatih sama dia tak masuk timnas Indonesia.
(Baca juga: Blitar United Juarai Liga 3 Musim 2017 dan Obati Kekecewaan Dua Saudara Tuanya)
Pada Piala AFF 2004 saat Indonesia mencapai final sebelum kalah dari Singapura dan pada turnamen ini Bepe taka da di tim.
Padahal, dia sebelumnya membawa Persija berada di papan atas Divisi Utama Liga Indonesia 2004.
Saat itu, Bepe kalah dari Kurniawan Dwi Yulianto, Ilham Jayakesuma, Saktiawan Sinaga, serta wonderkid Boaz Solossa.
Padahal, Bambang pada Piala AFF 2000 dan 2002 selalu jadi pilihan di lini depan skuat Garuda.
Setelah era Bepe dan Elie berakhir, Andik Vermansah meneruskan tongkat estafet pesepak bola Indonesia di Selangor FA.
Andik gabung skuat Gergasi Merah per 2014 dan setahun kemudian dia memberikan trofi ke-33 Selangor FA untuk Piala Malaysia.
Prestasi itu juga membuat Andik dipanggil timnas Indonesia pasca sanksi FIFA untuk Piala AFF 2016.
Andik pernah main untuk skuat Garuda pada Piala AFF 2012, tetapi kekuatan timnas Indonesia minim akibat perpecahan yang terjadi di sepak bola nasional.
(Baca juga: Akhiri Tur, Tim Pelajar U-16 Indonesia Tahan Timnas U-16 Timor Leste)
Lalu, Andik yang membawa timnas U-23 Indonesia ke final SEA Games 2011 dan 2013 tak dipakai Alfred Riedl pada Piala AFF 2014.
Artinya, Selangor FA selalu memberikan keberuntungan bagi karier pesepak bola Indonesia.
Layak ditunggu kiprah Evan Dimas dan Ilham Udin bersama skuat Gergasi Merah musim 2018.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar