Main di neraka. Mungkin ungkapan tersebut cocok untuk menggambarkan kiprah Carlos Tevez selama berkarier di China.
Carlos Tevez mendapatkan debutnya di Liga China bersama Shanghai Shenhua pada Maret 2017.
Diharapkan jadi idola baru Negeri Tirai Bambu, striker berumur 33 tahun itu malah melempem.
Ia cuma terlibat 16 kali dari 30 pertandingan Shanghai Shenhua di liga.
Gol yang disarangkan sang juru gedor pun sangat minim, yakni hanya empat.
Merasa tak betah, pemain beralias Apache itu pun memutuskan untuk keluar dari "neraka" untuk kembali ke Boca Junior pada Januari 2018.
"Saya merasakan liburan selama tujuh bulan," tutur Tevez menggambarkan kiprahnya di China, seperti dikutip Bolasport.com dari Dailymail.
(Baca juga: Soal Assist, Paul Pogba Unggul atas Kevin De Bruyne Musim Ini)
Padahal gaji yang diterima Tevez sangat mahal, yakni 5,6 juta yen (Rp 11,3 miliar) per pekan.
Nominal tersebut menjadikan ia sebagai dengan gaji tertinggi di dunia.
Ia mengungguli dua bintang sepak bola terbesar saat ini, Cristiano Ronaldo (Rp 6,7 miliar per pekan) dan Lionel Messi (Rp 9,1 miliar).
Terbukti, uang tak bisa memotivasi seorang Tevez.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar