BOLASPORT.COM – Pertemuan dua klub rival antara Muangthong United kontra Port FC pada laga pekan kedua Liga Thailand akan terlaksana akhir pekan ini. Laga dengan tensi panas di dalam dan luar lapangan mungkin dirasakan Terens Puhiri.
Ya, Muangthong United akan menjamu Port FC di Stadion SCG, Nothaburi pada Sabtu (17/2/2018) malam.
Sejak awal pekan ini, laga ini mulai jadi perbincangan di Negeri Gajah Putih, utamanya bagi kedua pendukung tim yang akan tanding.
Sebab, Muangthong United kontra Port FC memiliki sejarah kurang bagus, khususnya terkait supporter, jika mereka bersua.
(Baca juga: Rapor Pemain Indonesia pada Laga Ketiga Liga Malaysia 2018 - Tiga Pemain Rasakan Kekalahan)
Ada kekhawatiran dari panitia pelaksana (panpel) laga Muangthong United terkait insiden tak terduka supporter.
BolaSport.com melansir dari Football Forward Thailand, pertemuan kedua tim selalu sengit dengan bumbu fanatisme supporter mereka.
Jika kedua tim bersua di Liga Thailand atau ajang lain, sering ada insiden kekerasan antar pendukung.
(Baca juga: Rapor Tiga Pemain Indonesia pada Pekan Pertama Liga Thailand 2018 - Hanya Satu yang Jadi Starter)
Persaingan yang memanas dengan disertai kekerasan mulai muncu pada 2010 pada laga Royal Cup.
Kala itu, Muangthong United sebagai juara Liga Thailand 1 bersua Port FC, jawara Piala FA Thailand, dan berlangsung di Stadion Nasional Suphacalasai.
Setelah tertinggal 0-2 pada menit ke-81, pendukung Port FC mulai berulah dengan melemparkan petasan dan botol ke lapangan.
Lalu suporter kedua tim saling ejek sehingga menyebabkan perkelahian dan invasi supporter masuk ke lapangan.
Kedua belah pendukung tim yang tanding pun terluka dan stadion pun mengalami kerusakan.
Permainan ini terpaksa berakhir belum saatnya dan insiden ini berbuntut Panjang.
(Baca juga: Jejak Terakhir Persija pada Kompetisi Level Asia, Kalah Telak dan Jadi Korban Tak Stabilnya Negara)
Tak hanya supporter, pemain plus ofisial kedua tim dikenai sanksi berat berupa larangan main dan denda karena mereka dianggap memprovokasi massa.
Pada 2014, kekerasan antar pendukung terjadi lagi di luar Stadion SGC saat Muangthong United menang 3-1 atas Port FC pada laga Liga Thailand 1.
Kedua klub akhirnya menerima pengurangan sembilan poin, denda uang yang cukup signifikan, dan ada penangguhan laga untuk mereka.
(Baca juga: Terdampar Sebagai Juru Kunci, Klub Malaysia yang Dibela Ferdinand Sinaga Genting)
Dua tahun setelah itu, kasus serupa telah terjadi lagi pada semifinal Piala Liga Thailand 2016 di lokasi yang sama, Stadion SCG.
Akhirnya, Muangthong United kena hukuman lima laga home tanpa penonton dan supporter Port FC dilarang tandang ke Stadion SCG musim berikutnya.
Pasca stadion kosong tampa penonton saat Muangthong United menjamu Port FC untuk musim 2017, kembali arena ini bisa disaksikan supporter saat kedua tim bersua akhir pekan ini.
Akhirnya, operator Liga Thailand membuat keputusan untuk musim 2018, setiap Muangthong United bersua Port FC, supporter tamu dilarang datang.
Untuk menghindari kenekatan pendukung Port FC akhir pekan ini tetap datang, tiket laga dijual secara tertutup.
Kebijakan ini juga berlaku bagi Port FC jika menjamu Muangthong United musim ini.
(Baca juga: Sejumlah Klub Liga Malaysia dalam Bahaya, Dua Tim Itu Dibela Pemain Indonesia)
Panpel laga Muangthong United juga akan menyediakan layer lebar di sekitar stadion untuk mengantisipasi membeludaknya penonton.
Hanya, tiket masih terancam bocor ke spekulan atau calo dan tetap menyebar ke pendukung Port FC.
Sedangkan Port FC juga akan menggelar nonton bareng di markas mereka, Stadion PAT dengan layar lebar untuk menangkal kepergian pendukung mereka ke kandang lawan.
Namun yang pasti, pemain Indonesia yang membela Port FC, Terens Puhiri bakal dapat pengalaman baru pada laga panas ini.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | www.facebook.com/FFTHA/ |
Komentar