Kemunculan Timothy Weah dalam skuat Paris Saint-Germain (PSG) menyita banyak perhatian.
Pasalnya, Timothy Weah merupakan putra dari Presiden Liberia, George Weah.
George terpilih sebagai presiden ke-25 Liberia setelah memenangkan pemilu 2017.
Sebelum menjadi politisi, Weah dikenal lewat sepak terjang yang dia catatakan dalam buku sejarah sepak bola.
Weah 14 tahun melanglang buana bermain di liga top Eropa mulai dari Prancis, Italia, dan Inggris.
Manajer Arsenal, Arsene Wenger, merupakan orang yang berjasa dalam karier Weah.
Wenger adalah orang pertama yang membawa Weah ke Eropa dan bermain untuk AS Monaco pada 1988.
Empat musim berselang, Weah hijrah ke Paris dan memperkuat PSG hingga 1995.
Di Les Parisien, Weah menjadi juara Liga Prancis musim 1993/1994.
Gelar top scorer Liga Champions musim 1994-1995 membuat raksasa Italia, AC Milan, tertarik merekrutnya pada 1995.
(Baca Juga: 1 Mohamed Salah Cukup untuk Kalahkan Seluruh Pemain Newcastle United)
Masa-masa keemasan Weah hadir bersama Rossoneri. Pria 51 tahun itu dua kali menjadi juara Liga Italia yakni musim 1995-1996 dan 1998-1999.
Bersama AC Milan pula Weah terpilih sebagai peraih Ballon d'Or 1995.
Weah menjadi pemain asal benua Afrika pertama dan satu-satunya yang berhasil meraih gelar Ballon d'Or.
Namun, memasuki milenium baru, karier Weah mulai meredup.
Dia sempat dipinjamkan ke Chelsea selama setengah musim sebelum akhirnya bergabung ke Manchester City pada 1 Juli 2000 dengan status bebas transfer.
Di Negeri Ratu Elizabeth II, kecemerlangan Weah mulai meredup hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke Marseille pada 1 Januari 2001.
Setengah musim di Marseille, Weah hengkang ke tim Liga Uni Emirat Arab, Al-Jazira.
Di sana, ia menetap selama dua tahun hingga akhirnya gantung sepatu pada 2003.
(Baca Juga: Ini Perkiraan Dana yang Bakal Didapat jika Real Madrid Menjual 10 Pemainnya)
Di level timnas, Weah memperkuat timnas Liberia di dua edisi Piala Afrika dan mengantongi 60 caps serta 22 gol.
Selain Ballon d'Or, Weah juga tiga kali dinobatkan sebagai pemain terbaik benua Afrika yakni pada 1989, 1994 dan 1995.
Federasi sepak bola dunia, FIFA, menyebut Weah sebagai pionir penyerang modern di era sekarang.
Maklum, dia dikenal memiliki akselerasi, kecepatan, dan kemampuan dribbling di atas rata-rata.
Kehebatan Weah juga diakui oleh legenda Brasil, Pele.
Pele memasukkan nama Weah dalam daftar 100 pemain terbaik sepanjang sejarah.
Setelah memutuskan untuk pensiun, dia bergabung ke dalam partai politik , namun gagal pada pemilu 2005.
(Baca Juga: 5 Fakta Menarik Timothy Weah, Anak Presiden yang Membela Paris Saint-Germain)
Weah lagi-lagi menemui kegagal pada pemilu 2011 saat mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Namun akhirnya pada pemilu 2017, usaha Weah berbuah hasil.
Dia terpilih sebagai Presiden Liberia setelah menumbangkan incumbent, Joseph Boakai, pada 22 Januari 2018.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar