Keganasan Liga Super Malaysia musim 2018 sepertinya masih akan memakan korban baru. Liga Super Malaysia musim ini baru menginjak pekan kelima, namun sudah 4 pelatih menerima vonis tak mengenakkan.
Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah lagi. Kali ini, kabar pemecatan Kepala tim pelatih Kedah FA, Ramon Marcote, kembali berhembus dengan kencang.
Dilansir BolaSport.com dari bhrian.com.my, masa depan pelatih asal Spanyol tersebut diselimuti tanda tanya besar usai KFA mengadakan pertemuan dengan majamenen dan petinggi klub di Alor Setar.
(Baca juga: Periode Gelap Marko Simic dan Ilija Spasojevic, Kini Keduanya Bak Hilang Ditelan Popularitas)
Asisten pelatih Kedah FA Nidzam Adzha Yusoff ditunjuk untuk menggantikan Marcote dalam memimpin sesi latihan usai Marcote pergu mdi sesi latihan pertamanya sejak liburan 18 Maret lalu.
Hingga saat ini, pengurus Kedah FA masih enggan memberikan komentar terkait kabar pemecatan sosok berusia 40 tahun tersebut.
Manajemen KFA juga menyatakan untuk menunggu pengunguman resmi petinggi klub dalam waktu dekat.
Selam dinakhodai Marcote, performa Andik Vermansah dan kawan-kawan memang tak begitu impresif di awal musim.
(Baca Juga: Gara-gara Masalah Ini, Sylvano Comvalius Berharap kembali Dipulangkan ke Bali United)
Kedah FA gagal meraih dua piala turnamen, yakni Piala Sultan Ahmad Shah dan Piala FA.
Marcote dianggap gagal menunjukkan tanda-tanda keberhasilan dalam memesut skuat berjuluk Helang Merah ini.
Alhasil, para pendukung Kedah FA mendesak manajemen untuk mengistirahatkan pelatih asal Spanyol ini.
Kedah FA saat ini berada di peringkat ketujuh Liga Super Malaysia 2018, tapi telah menelan tiga kekalahan dalam 5 partai perdananya.
Sebelumnya, dua pelatih tim Liga Super Malaysia sudah merasakan hal serupa di awal kompetisi.
Kelantan FA memutuskan untuk mencopot jabatan Sathit Bensoh dari jajaran kepelatihan.
(Baca juga: Petinggi Persib Bandung Beberkan Klub asal Asia Tenggara dan Perancis yang Minati Febri Hariyadi)
Padahal, saat itu Liga Super Malaysia 2018 baru berjalan tiga pertandingan.
Dengan demikian, Sathit Bensoh resmi melepas jabatan pada 15 Februari 2018.
Keputusan ini menuai kritik dari sejumlah stakeholders sepak bola Negeri Jiran, salah satunya Presiden Asosiasi Pelatih Sepak Bola Malaysia (PBSB), B. Sathianathan.
Sathianathan menyebut bahwa pemecatan ini bakal berdampak negatif pada pelatih lokal maupun asing.
Sathianathan menyebut setiap klub memang memiliki kendali dan otoritas penuh dalam menentukan posisi pelatih.
Namun pada saat yang sama, Sathianathan mendesak manajemen klub untuk memahami situasi tim masing-masing sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan lebih jauh.
(Baca juga: Periode Gelap Marko Simic dan Ilija Spasojevic, Kini Keduanya Bak Hilang Ditelan Popularitas)
Berselang 10 hari, juara bertahan Johor Darul Takzim (JDT) ditinggal arsiteknya, Ulisses Morais.
Pria asal Portugal itu meninggalkan JDT saat timnya memuncaki klasemen kasta tertinggi Liga Malaysia musim ini.
Negeri Sembilan FA juga ditinggal pelatihnya asal Jerman, Jorg Peter Steinebrunner, per 28 Februari 2018.
Eks pelatih PSM Makassar ini meninggalkan klubnya karena tekanan.
Yang terbaru, Selangor FA mengistirahatkan Maniam Pachaiappan dari kursi panas pelatih tim dengan julukan Gergasi Merah pada Rabu (14/3/2018).
(Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Pelatih Timnas U-23 Singapura Soal Skill Para Pemain Indonesia)
Presiden Persatuan Sepak Bola Selangor (FAS), Mohd Faizal Wahid, memutuskan untuk mengistirahatkan Maniam, menyusul deretan hasil negatif yang diterima tim berjulukan Gergasi Merah di ajang Liga Super Malaysia.
Untuk mengisi kekosongan kursi pelatih, Selangor FA menunjuk asisten pelatih Muhammad Nazliazmi Mohamad Nasir untuk membesut Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan dengan status caretaker.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | bhrian.com.my |
Komentar