Presiden klub Liga Yunani PAOK Salonika, Ivan Savvidis, dilarang berada di lapangan sepak bola selama tiga tahun setelah membawa pistol ke lapangan pada pertandingan awal Maret lalu.
Dilansir BolaSport.com dari ESPN, Asosiasi Sepak Bola Yunani menjatuhkan sanksi untuk Ivan Savvidis dan PAOK.
PAOK mendapat pengurangan angka tiga poin serta denda 63 ribu euro alias Rp 1,06 miliar. Mereka juga harus bermain tanpa penonton pada tiga pertandingan tangan.
Selain denda untuk PAOK dan Savvidis, asosiasi sepak bola Yunani juga memberikan kemenangan 3-0 untuk AEK Athena.
Semua ini karena insiden yang melibatkan Savvidis, presiden klub, saat PAOK Salonika bertanding melawan AEK Athena, Minggu (11/3/2018).
Wasit menganulir gol bek PAOK Salonika, Fernando Varela, ke gawang AEK Athena, karena dia offside.
(Baca juga : Gareth Bale Siap Mendarat ke Old Trafford Sebelum September 2018?)
Savvidis tidak terima dengan keputusan tersebut. Dia pun masuk ke lapangan ditemani sejumlah pengawalnya.
Pertandingan saat itu memasuki menit ke-89.
Savvidis memerintahkan para pemainnya meninggalkan lapangan sebagai tanda protes.
Dia juga sempat mendekati wasit, tetapi keburu ditarik menjauh.
Saat berada di lapangan, Savvidis terpantau menyimpan pistol yang tersimpan di pinggang. Pertandingan pun harus berhenti dan para pemain harus dipandu meninggalkan lapangan.
(Baca juga : Tanpa Manchester City, Begini Perkiraan Posisi Empat Besar Liga Inggris di Akhir Musim)
Gara-gara itu, pertandingan Liga Yunani pun sempat ditunda.
Savvidis sendiri sudah meminta maaf kepada suporter usai insiden itu.
"Saya ingin meminta maaf kepada suporter PAOK, fans Liga Yunani, dan komunitas sepak bola internasional," tulis Savvidis di situs resmi klub. Menurut Savvidis, dia sedang diselimuti emosi.
"Saya tahu saya tak punya hak untuk masuk ke lapangan seperti itu. Reaksi emosional itu berakar dari situasi negatif di sepak bola Yunani dan semua hal yang berkaitan dengan laga PAOK dan AEK Athena," kata Savvidis melanjutkan.
Dia menyebutkan beberapa contoh hal yang membuatnya kehilangan kendali.
"Sikap wasit dan asistennya, penundaan pertandingan, protes dan serangan ke lapangan, semua berujung ke situasi tak terkendali. Saya hanya ingin melindungi fans dari provokasi. Tidak ada niatan bertengkar dengan lawan atau wasit, atau mengancam siapapun," ucap sang pemilik klub menambahkan.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | espnfc.com |
Komentar