Hasil pertandingan yang berakhir 1-1 antara Al-Zawraa Vs Al-Ahed yang digelar di Karbala Sport City dalam lanjutan Piala AFC 2018 sepertinya tidak jadi masalah besar bagi pecinta sepak bola Irak.
Pasalnya, pertandingan antara wakil Irak melawan wakil Lebanon ini merupakan pertandingan antar klub internasional pertama yang dimainkan di tanah Irak setelah 20 tahun FIFA mencabut larangan atas negara yang dilanda perang tersebut.
Dilansir BolaSport.com dari as.com, sejak pagi hari mobil-mobil keamanan sudah berjaga-jaga di pos pemeriksaan yang didirikan di pintu masuk ke Karbala, kota suci Syiah sekitar 60 kilometer selatan Baghdad.
Sekitar 30 ribu pendukung Al-Zawraa memenuhi kapasitas stadion Karbala dengan membawa bendera putih.
Kembalinya kompetisi internasional Piala AFC 2018 telah dilihat sebagai kemajuan besar oleh warga dan pemerintah Irak.
Hingga kini hanya tiga stadion yang diizinkan oleh FIFA untuk menggelar pertandingan resmi diantaranya Karbala, arena paling modern di negara itu di kota selatan Basra , dan stadion utama di ibukota Irak Kurdistan, Arbil.
(Baca Juga: Sedang On Fire di Persija, Marko Simic Justru Akui Dapat Tawaran dari Klub Eropa)
Seorang penggemar sepak bola Irak Ali Essam mengatakan digelarnya pertandingan antara Al-Zawraa Vs Al-Ahed bukan hanya jadi milik penggemar Al-Zawraa saja.
"Yang paling penting bukanlah hasil pertandingan, tetapi ini adalah kebanggaan bagi seluruh negeri (Irak -red)," kata Ali Essam.
Pada pertandingan ini Al-Zawraa yang unggul terlebih dahulu lewat gol Hussein Ali pada menit ke-82 harus tertuduk lewat gol penyama kedudukan yang dicetak Ahmad Zreik pada menit ke-90+5.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | en.as.com |
Komentar