Rasa hormat Mario Goetze kepada Pep Guardiola, tak bisa menghapus kenangan tak mengenakkan sang pemain.
Mario Goetze menyatakan bahwa ia mengagumi sosok pelatih Manchester City, Pep Guardiola, kendati ia tak memungkiri bahwa telah mengalami masa yang tak harmonis kala dilatih di Bayern Muenchen.
Goetze memang menjadi rekrutan pertama pada musim perdana Guardiola menangani Bayern Muenchen, 2013 silam.
Akan tetapi, tiga gelar yang berhasil Goetze sabet bersama Guardiola pada awal musim, tak menjadikannya mampu menampilkan performa terbaik ketika dipaksa dimainkan di posisi sayap.
(Baca Juga: Kevin De Bruyne: Timnas Belgia Bisa Tanpa Vincent Kompany)
Sedangkan posisi natural pemain 26 tahun itu adalah gelandang serang.
Ia pun membeberkan ketidakcocokannya kepada sang pelatih 47 tahun, meski ia mengapresiasi rekam jejak eks pelatih Barcelona tersebut.
"Secara teknis Pep Guardiola adalah salah satu pelatih terbaik, ia memiliki kompetensi yang kaya," kata Goetze dalam film dokumenter "Being Mario Goetze" produksi DAZN, dilansir BolaSport.com dari laman Goal.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
"Tapi saya rasa ia hanya berpikir pada satu sisi, tanpa memperhatikan pendapat orang-orang di sekelilingnya," tutur Goetze menambahkan.
Pemain kelahiran 1992 tersebut juga menyatakan bahwa Guardiola adalah pria yang kurang memiliki empati.
Suatu keadaan yang kontras dengan yang ia rasakan bersama Juergen Klopp di Borussia Dortmund sebelumnya. Sebab, Klopp sudah dianggapnya seperti bapak.
"Pep benar-benar berbeda. Saya pikir pelatih kelas dunia juga butuh empati, setiap atlet juga manusia, dan Anda harus menjadi keduanya (manusia dan seorang profesional)," ujar Goetze.
Jelang Partai Perdana Piala Dunia 2018, Timnas Spanyol Pastikan Ditinggal 1 Pemain https://t.co/qqzS1OZ3si
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 9, 2018
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | Goal.com |
Komentar