Pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra, menolak anggapan yang mengatakan bahwa dirinya juru taktik dengan tipikal pragmatis.
Pada pekan terkini, Persija sukses mengalahkan PS TNI dengan skor 4-1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (30/9/2017).
Pada laga tersebut, permainan Persija terlihat lebih cair. Kehadiran Fitra Ridwan di lini tengah tim ibu kota menjadi faktor pembeda.
Kombinasi umpan pendek dan panjang mulai terlihat. Tidak melulu berharap pada second ball dari bola panjang yang ditujukan kepada Bruno Lopes atau Bambang Pamungkas.
(Baca Juga: Mantan Kapten Paling Garang Manchester United Peringatkan Para Rival Setan Merah)
Teco, sapaan Stefano Cugurra, pun menampik anggapan bahwa dirinya menerapkan prinsip "yang penting menang" untuk Persija pada musim ini.
Maklum, pada laga-laga sebelumya, poin yang didapat Persija didominasi dari hasil menang 1-0 dan imbang 1-1.
Ditambah, predikat Persija sebagai tim dengan jumlah kebobolan terminim (18 gol), menguatkan asumsi bahwa tim ibu kota bermain defensif dan membosankan.
Hal itu diperkuat lagi dengan jumlah gol Persija yang terbilang sedikit. Di antara tim 10 besar klasemen, skuat Macan Kemayoran menjadi tim dengan jumlah gol terminim kedua (34 gol) di atas Arema FC.
(Baca Juga: Akhirnya Marc Marquez Berhasil Kalahkan Valentino Rossi)
"Saya bukan orang yang pragmatis. Saya datang ke sini untuk membuat negara ini maju. Kami bukan di Eropa yang sudah maju dan lengkap," ucap Teco kepada Bolasport.com selepas laga.
"Sebagai pelatih asing, saya ingin membuat pemain di sini berkembang. Berpikir menang saja tetapi dengan permainan buruk sangat tidak bagus," kata pelatih berusia 43 tahun itu.
Teco mencontohkan lonjakan yang diperlihatkan full-back Rezaldi Hehanusa pada musim ini. Nama terakhir memang mulai rutin berkostum timnas Indonesia.
Bule, Rezaldi Hehanusa, kini tidak tergantikan di sektor bek kiri Persija. Padahal, pada Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016, dia hanya pelapis Andik Rendika Rama yang sekarang membela Madura United.
"Jangan berpikir menang 1-0 lalu langsung bermain bertahan dan selesai," ujar Teco.
(Baca Juga: Menangi Banyak Turnamen Bergengsi, Viktor Axelsen Kebanjiran Tawaran Iklan)
Semasa berkarier sebagai pelatih di Korea Selatan (Korsel), Teco memang merasakan bagaimana membosankannya kompetisi sepak bola Negeri Ginseng tersebut pasca-Piala Dunia 2002.
"Di Liga Korsel, jika satu tim sudah unggul, 10 pemain mereka bakal bertahan. Penonton bosan. Stadion yang dulu penuh, sekarang tampak sepi," tutur juru taktik asal Brasil itu.
Adapun kemenangan 4-1 kontra PS TNI merupakan jumlah gol tertinggi tim ibu kota dalam satu laga sejauh kompetisi berjalan.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar