Manajer Semen Padang, Win Benardinho menegaskan bahwa lahirnya “kesepakatan” untuk tak lagi melatih Semen Padang berawal dari Bandara Hasanuddin Makasar ketika tengah menunggu jadwal penerbangan ke Jakarta, Selasa (2/10/2017).
Dari diskusi di ruang tunggu bandara tersebut, lahirlah keputusan bersama.
Sosok pelatih modis asal Payakumbuh ini harus berhenti dari tugasnya sebagai pelatih tim berjuluk Kabau Sirah.
Tentu, keputusan tak datang tiba-tiba tetapi menyusul kekalahan demi kekalahan yang dialami tim dari Bukit Indarung itu pada putaran kedua Liga 1 dan bahkan mungkin jauh sebelum itu.
Saat Semen Padang masih berjuang di putaran pertama pun, sudah ada rencana dari manajemen untuk memecat ayah dua anak itu.
Alasannya waktu itu Semen Padang sulit menang di kandang lawan, tren yang terus terjadi sampai pekan ke-27.
(Baca Juga: Republik Catalonia dan Jalan Terjal Menuju Pengakuan FIFA)
Namun, kekalahan telak 0-4 dari PSM dijadikan alasan pas, selain banyaknya masukan dari berbagai pihak agar manajemen memecat Nilmaizar.
Performa tim tak kunjung mengalami perubahan, bahkan cenderung semakin turun.
Namun, solusi manajemen juga penuh risiko.
Pertama, karena caretaker yang menggantikan Nil, Delviadri, belum memiliki lisensi A AFC sebagai syarat minimal. Begitu juga penasehat teknis Suhatman Imam.
Tetapi, untuk mencari pelatih yang sesuai, juga tak mungkin. Pelatih mana yang mau mengambil bengkalai sisa putaran kedua Liga 1 dalam kondisi saat ini.
Delvi bersama asisten lainnya serta dukungan dari Suhatman, akan menjalankan tugas menukangi SP sampai Liga 1 usai.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar