Penjaga gawang Borneo FC, Muhammad Ridho, mengakui risiko tinggi yang kerap dihadapi setiap kiper.
Muhammad Ridho berduka. Sesama nonpemain alias kiper, dia mengaku kaget betul dengan meninggalnya pengawal mistar Persela Lamongan, Choirul Huda, Minggu (15/10/2017).
"Saya turut berduka cita. Sebagai rekan sesama kiper, saya sangat sedih. Sampai sekarang saya masih tidak menyangka," ucap Ridho saat dihubungi Bolasport.com.
(Baca Juga: Choirul Huda dan Para Pesepak Bola Nasional yang Meninggal Dunia Setelah Beraksi di Lapangan)
Ridho mengungkapkan beban berat menjadi kiper. Risiko yang diemban para benteng terakhir itu pun tergolong tinggi dan tidak jarang berakibat fatal.
"Sebagai kiper, kami memiliki banyak risiko, karena kami orang terakhir juga. Risiko dan tanggung jawab kami besar," kata kiper kelahiran Pekalongan 26 tahun silam itu.
(Baca Juga: Choirul Huda dan Para Pesepak Bola Nasional yang Meninggal Dunia Setelah Beraksi di Lapangan)
Sebelum Huda, benturan keras yang menyebabkan hilang nyawa juga menimpa sejumlah pesepak bola di Indonesia.
Mulai dari gelandang Persebaya Surabaya Eri Irianto, gelandang Pupuk Kaltim Bontang Jumadi Abdi, hingga striker Persiraja Banda Aceh Akli Fairuz.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar