Sayap lincah Semen Padang, Riko Simanjuntak, melihat langsung detik-detik sebelum Choirul Huda meregang nyawa terakhirnya.
Penjaga gawang asli kelahiran Lamongan tersebut harus menghembuskan nafas terakhir saat berjuang membela timnya melawan Semen Padang.
Insiden wafatnya penjaga gawang 38 tahun tersebut bermula pada menit-menit akhir babak pertama ketika dirinya harus menahan laju bola.
Tampak sigap, kiper yang namanya kini sudah sejajar dengan sosok pahlawan bagi publik Lamongan itu akhirnya mendapat benturan dari rekan timnya.
Akhirnya tim medis yang saat itu berada di pinggir lapangan langsung berlari masuk menuju Choirul Huda yang sempat meringkik kesakitan.
Menurut keterangan Riko Simanjuntak, dirinya yang saat itu berada di dekat Choirul Huda tak kuasa menahan sabar kepada tim medis yang dinilai lamban.
Alhasil, saat itu juga Riko langsung berlari ke arah tim medis hingga akhirnya ia turut mengambil tabung oksigen yang tengah dibawa dengan sigap.
"Di tempat kejadian semua mulai panik memberikan pertolongan. Dan dari medis berteriak untuk meminta tabung oksigen."
"Disitu saya langsung spontan berlari ke arah yang membawa tabung oksigen, melihat bapak yang membawa sudah agak tua."
"Makanya saya spontan mengambil langsung dari tangan bapak tersebut dan berlari secepatnya membawa tabung oksigen ke arah bang Choirul," tegas Riko.
Namun apadaya Choirul Huda yang saat itu langsung dibawa ke rumah sakit terdekat tak bisa tertolong nyawanya hingga harus dinyatakan meninggal.
Tak pelak, sesaat ketika mendengar kabar duka meninggalnya Choirul Huda membuat suasana seisi Stadion Surajaya menjadi mencekam.
Editor | : | Husen Sanusi |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar