Tim medis di Stadion Surajaya Lamongan menjadi sasaran beberapa pihak karena dirasa tak mampu melakukan penanganan yang tepat saat terjadi insiden kepada Choirul Huda.
Menanggapi isu tersebut, Budi Wignyo Siswoyo, Kepala IGD RSUD Soegiri Lamongan dan Ketua Tim Medis Persela Lamongan angkat bicara.
Ia menegaskan yang dilakukan tim medis saat menangani kiper Choirul Huda usai terlibat benturan, Minggu (15/1/2017), sudah sesuai aturan.
Tindakan pertama kali, Budi telah membuka jalan nafas Choirul Huda yang sudah tak sadarkan diri.
(Baca Juga: Apa yang Dikatakan Choirul Huda di Warung Kopi Menjadi Kenyataan)
"Saat di TKP (tempat kejadian perkara) itu kami mulai dengan membuka jalan nafasnya."
"Kami menarik lidah Mas Huda agar jalan nafas tetap terbuka. Karena saat itu Mas Huda perlu sekali jalan nafasnya terbuka."
"Setelah itu kami beri nafas bantuan lewat oksigen. Baru kami lakukan tahapan berikutnya. Kami lakukan sesuai prosedur," ujar Budi seperti dikutip BolaSport.com dari Surya.co.id, Selasa (17/10/2017).
Budi menjelaskan, jika jalan nafas tidak terbuka terlebih dahulu, meskipun diberikan bantuan oksigen, nafas tidak akan bisa masuk ke paru-paru.
(Baca Juga: Kematian Choirul Huda Buat Kiper Bali United Ini Alami Trauma)
Untuk itu, tim medis langsung melakukan penyelamatan secara manual dengan menggunakan dua jari.
"Kalau jalan nafas sudah lancar, dan bantuan nafas sudah, tapi tidak ada nadi baru diberikan kejut jantung seperti yang sudah kami lakukan kemarin," imbuh Budi.
Namun entah sudah menjadi kehendak Tuhan, nyawa Choirul Huda tak sempat tertolong.
Choirul Huda pun langsung dimakamkan pada Malam harinya di kompleks makam Pagerwojo, di Jalan Basuki Rahmat, Lamongan, Jawa Timur.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | surya.co.id |
Komentar