Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Istilah tersebut kini pantas disematkan kepada tim kontestan Liga 1 asal Jawa Timur, Madura United.
Ya, klub berjulukan Laskar Sape Kerrap tersebut baru saja menerima hukuman berat dari Komisis Disiplin (Komdis) PSSI lantaran melakukan aksi anarkis pada pekan ke-29.
Putusan Komdis dikeluarkan pada Jumat (20/10/2017) yang mana menyebutkan bahwa suporter Madura United terbukti melakukan aksi tak sportif dan anarkis.
Tindakan tercela yang dinilai telah mencederai sepak bola yang dimaksud, yaitu berupa pelemparan terhadap wasit asing pemimpin pertandingan dan asistennya.
(Baca Juga: Indra Sjafri Belum Puas dengan Performa Timnas U-19 Indonesia, Ada Apa?)
Akibatnya, dua laga kandang yakni melawan Barito Putera dan Bhayangkara FC harus dihelat tanpa penonton dan bermain laga usiran di luar Pulau Madura.
Dikutip BolaSport.com dari situs resmi klub, Manajer tim Haruna Soemitro memperkirakan kerugian mencapai angka Rp 2,1 miliar akibat hukuman dari Komdis PSSI.
Laga usiran tanpa penonton yang diterima Madura United juga dinilai sebagai upaya PSSI untuk mengebiri Laskar Sape Kerrap jelang berakhirnya kompetisi Liga 1.
Lebih dari itu, Haruna bersama tim manajemen Madura United tengah mengupayakan untuk melakukan banding guna meringankan sanksi yang diterima timnya.
"Kita sudah dapat dua laga usiran tanpa penonton lagi makanya kita ada usaha menuntut banding," kata Haruna Soemitro, Senin (23/10/2017).
Kerugian dihitung berdasarkan kewajiban Madura United untuk mengembalikan tiket terusan, klaim dari sponsor klub dan sektor riil seperti tiket masuk dan marchandise.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | http://maduraunitedfc.com |
Komentar