Gelandang Bali United, I Gede Sukadana, bicara blak-blakan terkait insiden kericuhan yang terjadi usai laga PSM kontra Bali United.
Pemain bernomor punggung 44 tersebut juga menjadi korban atas kericuhan yang terjadi selepas pertandingan digelar.
Sukadana mendapat bogem mentah dari pria yang menurutnya adalah official tim PSM Makassar.
Dikutip BolaSport.com dari TribunBali.com, Sukadana mengatakan bahwa ia tetap tidak takut dengan ancaman tersebut.
"Dije gen bani (dimanapun tetap berani). Ini mengalir dalam diri kami. Harus ada teguran keras kepada mereka."
"Soalnya menyangkut keselamatan pemain yang di lapangan kurang pengamanannya. Dan untuk asisten (yang namanya masih belum diketahui), harusnya dia itu beri contoh buat pemain, bukan malah kayak anak SMP yang masih seneng tawuran," katanya.
Lebih dari itu, Sukadana juga membeberkan teror yang menghampiri rekan-rekannya yakni sudah didapatkan sejak latihan.
Namun yang lebih parah, Bali United justru mendapat ancaman serius sesaat setelah Lilipaly mampu menyarangkan bola ke gawang PSM.
"Semua berawal dari gol Lilipaly, kami seleberasi, dan saya Yabes Roni lari ke depan, tiba-tiba Yabes Roni dicekik Ferdinand Sinaga," ujarnya.
Tak berhenti sampai disitu, ia melanjutkan, "Asisten pelatih PSM datang ngajak saya berantem tanpa ada sebab, tapi gak terjadi kejadian apa-apa."
Menurut Sukadana, aksi brutal yang terjadi itu terekam dan ada videonya. Semua orang bisa melihat kejadian kelam itu.
"Ternyata pas di evakuasi ke dalam lapangan dari bench, saya udah diincar dan dipukul dari belakang oleh tiga orang. Saya berusaha balas tapi tidak bisa karena dipegang polisi," cetusnya.
Gede Sukadana bahkan mengungkapkan, pelaku pemukulan adalah asisten pelatih PSM Makassar, Bahar Muharrram.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | http://bali.tribunnews.com |
Komentar