Madura United dikalahkan Bhayangkara FC dipekan ke-33 Liga 1, di Stadion Bangkalan, Madura, Rabu (8/11/2017) malam.
Pertandingan penentuan Juara Liga 1 ini dimenangkan oleh Bhayangkara FC dengan skor 1-3.
Dengan kemenangan ini Bhayangkara FC mengklaim bahwa mereka adalah Juara Liga 1 berdasarkan papan klasemen.
Setelah pertandingan Manajer Madura United, Hanura Soemitro menilai beberapa keputusan PSSI di Liga 1 menjelang akhir musim dinilai kontoversial.
Dilansir BolaSport.com dari jatim.tribunnews.com, Hanura mengungkap adanya kriminalisasi terhadap Liga 1.
"Ada banyak kriminalisasi dalam liga guyonan ini. Di akhir musim, terjadi kriminalisasi dengan berbagai macam alat entah itu instrumen izin, intelijen, rekomendasi, bahkan yang tragis hari ini wasit asing," cetus Haruna Soemitro
(Baca Juga: PT LIB: Bhayangkara FC Belum Resmi Juara)
Salah satu yang menjadi dasar Haruna adalah tiga kartu merah yang dikeluarkan wasit asing Seyed Vahitd Kazem asal Iran pada Madura United.
Tiga pemain Madura United yang dikartu merah tersebut antara lain Peter Odemwingie, Fandi Eko, dan Rizky Dwi.
Menurut Haruna, tiga kartu merah ini membuat pertandingan tidak kondusif lagi untuk Madura United.
"Bagaimana bisa wasit memberikan tiga kartu merah yang membuat tidak kondusifnya pertandingan," tutur Haruna.
Haruna menyayangkan sikap wasit yang terlalu mudah mengeluarkan kartu kepada pemainnya.
"Semua orang bisa menilai, karena pertandingan ini disiarkan live di mana kita diambil dari belakang tanpa kartu, tapi kalau pemain kita melakukan tackle keras, bukan kasar. Dengan mudah kartu itu melayang," ungkapnya.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar