Tepat pada Hari Pahlawan tahun ini atau Jumat (10/11/2017), Edy Rahmayadi sudah satu tahun menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI.
Selama memimpin federasi sepak bola Indonesia, pria yang juga Panglima Komandao Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) itu bisa dinilai gagal atau tidak?
Edy Rahmayadi menjadi Ketum PSSI periode 2016-2020 setelah mendapatkan 76 suara dalam Kongres Pemilihan PSSI yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, 10 November 2016.
Tentara berpangkat Letnan Jenderal itu mengalahkan calon lainnya yaitu Moeldoko dan Eddy Rumpoko.
Setelah menjabat menjadi Ketum PSSI, Edy memiliki beberapa target sekaligus memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia.
Salah satu target Edy adalah timnas U-22 Indonesia mendapatkan medali emas dalam SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Demi mewujudkan itu, Edy beserta jajarannya mengejutkan masyarakat Indonesia dengan mendatangkan mantan pelatih timnas U-21 Spanyol, Luis Milla.
Mantan pemain FC Barcelona dan Real Madrid itu dipercaya membesut timnas Indonesia dengan durasi kontrak dua tahun.
Sayangnya, target medali emas yang diinginkan Edy tidak berhasil dibawa Milla dan anak-anak asuhnya dari SEA Games 2017.
Skuat Garuda Muda hanya mampu kembali ke Tanah Air dengan membawa medali perunggu.
Setelah itu, Edy meminta timnas U-19 Indonesia asuhan Indra Sjafri untuk meraih gelar juara Piala AFF U-19 di Myanmar.
Target tersebut kembali gagal didapatkan oleh Indonesia yang hanya finis pada posisi ketiga.
Kegagalan timnas Indonesia di ajang internasional juga gagal didapatkan oleh timnas U-16 Indonesia saat mengikuti Piala AFF U-16 2017.
Bahkan, skuat asuhan Fakhri Husaini itu gagal lolos dari fase penyisihan Grup A.
"Tahun ini, saya gagal. Gagal yang saya maksud adalah target saya," kata Edy saat dihubungi wartawan.
"Menurut saya, SEA Games kali ini tidak terlalu berat. Saya real saja melihat ini," ucapnya menambahkan.
Tak hanya pada level timnas, kompetisi sepak bola di Indonesia juga dibilang sangat memprihatinkan.
Untuk mengetahui siapa juara Liga 1 musim 2017 saja masih belum jelas bagaimana regulasinya.
Saat ini, Bhayangkara FC yang berada di puncak klasemen dan tidak akan bisa digeser oleh Bali United belum dipastikan meraih gelar juara.
Keputusan itu baru akan diumumkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 pada akhir pekan ini.
PT LIB juga yang ditunjuk Edy untuk mengelola pertandingan pada semua kompetisi di Indonesia.
Edy masih memiliki tiga tahun ke depan untuk mengelola PSSI.
Masih ada beberapa target yang diusung oleh Edy di masa jabatannya, yakni ingin membawa Indonesia masuk ke-100 besar dalam ranking FIFA.
Selain itu, Edy juga ingin membawa timnas U-19 Indonesia lolos ke Piala Dunia U-20 2019.
Kesempatan itu bisa saja didapatkan oleh timnas U-19 karena akan menjadi tuan rumah Piala Asia U-19 2018.
Andai finis pada empat besar atau masuk ke semifinal, timnas U-19 dipastikan melaju ke Piala Dunia U-20.
Edy juga ingin memperbanyak lisensi kepelatihan dan memperbaiki beberapa infrakstruktur dengan menggandeng pemerintahan.
Itu dilakukan Edy agar prestasi timnas Indonesia perlahan demi perlahan naik ke tempat semestinya.
Atas semua yang terjadi selama setahun jadi Ketua Umum PSSI, Edy mengatakan hal yang mengejutkan.
Dia siap mencari pengganti untuknya.
"Kalau PSSI tak bisa saya bina seperti yang terjadi saat ini, saya akan cari orang yang akan mampu membinanya," kata Edy.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar