Isu keterlambatan gaji pemain Arema FC yang hingga kini masih belum terbayarkan diamini oleh manajemen klub berjulukan Singo Edan.
Dikutip BolaSport.com dari SuryaMalang.com, General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, mengatakan bahwa subsidi dari operator liga belum juga diberikan.
Hal tersebut menjadi faktor utama atas keterlambatan hingga penunggakan hak pemain yang hingga kini santer mencuat ke telinga publik.
Manajemen Arema FC mengakui jika sejak Oktober 2017, mereka belum menerima dana subsidi yang mana diandalkan untuk gaji pemain.
(Baca Juga: Gelandang Timnas Ikut Lontarkan Guyonan Satire untuk Insiden Kecelakaan Setya Novanto)
Jika dihitung, Arema FC harusnya punya dana itu dengan jumlah berkisar 600 juta per bulan.
Namun, dana itu masih akan dipotong dengan biaya denda yang didapatkan.
"Selain dari sponsor, Arema FC juga mengandalkan subsidi dari liga untuk membayar pemain."
"Karena dana subsidi terlambat, akhirnya berdampak pada pembayaran gaji pemain.”
(Baca juga: 5 Pemain Liga Super Malaysia yang Layak Diburu Klub-klub Indonesia untuk Musim 2018)
“Bahkan, kami belum menerima subsidi sejak Oktober 2017,” tutur Ruddy Widodo.
Lebih dari itu, Singo Edan juga tengah menanti hasil share dana dari rating televisi.
Pasalnya, rating Arema masuk dalam lima besar meski hanya mampu finis di posisi sembilan Liga 1 musim 2017.
“Kami belum menghitung secara rinci. Kalau melihat peringkatnya, kami menerima antara Rp 5-6 miliar.”
“Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan soal share telivisi itu,” katanya menambahkan.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | http://suryamalang.tribunnews.com |
Komentar