Manajemen Madura United mengeluhkan sanksi denda yang dibebankan kepada mereka selama menjalani kompetisi Liga 1 2017.
Melansir dari jatim.tribunnews.com, Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, mengungkapkan denda yang menjadi beban manajemen klub.
"Saat ini, manajemen Madura United tengah sibuk menyusun laporan dan proposal untuk musim depan," ungkap Achsanul pada Jumat (17/11/2017).
(Baca Juga: Indra Sjafri Terancam Dipecat PSSI, Pelatih Asal Serbia Mengaku Tertarik Tangani Timnas U-19)
"Ternyata biaya denda hampir setara dengan biaya away," ujar dia menambahkan.
Biaya ini terbilang cukup besar lantaran setiap laga tandang, manajemen harus mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah.
Sebab, biaya tersebut digunakan untuk menanggung biaya perjalanan dan akomodasi pemain, staf pelatih, serta ofisial.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), Zia Ul Haq Abdurrahim.
"Itu memang benar. Denda sanksi yang harus dibayar setara dengan biaya pengeluaran untuk perjalanan tandang," ujar Zial Ul.
"Apabila dijumlahkan, angkanya bisa mencapai Rp 1,5 miliar lebih," ungkapnya.
(Baca Juga: Media Malaysia Sebut Dua Tim ini Dekati Egy Maulana Vikri)
Madura United menerima serangkaian hukuman karena laga-laga mereka sempat diwarnai kerusuhan.
Bahkan, Madura United sempat mendapat sanksi untuk membayar denda sebesar Rp 500 juta.
Jumlah terakhir dibayarkan mereka karena insiden saat menjamu Borneo FC pada laga pekan ke-29 Liga 1.
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar