Kendati masih bertanya-tanya soal regulasi yang akan diterapkan musim depan, sejumlah klub Liga 1 sudah bersiap bila kompetisi kasta teratas bakal tetap memakai aturan soal pemain U-23 seperti musim lalu.
Penulis: Andrew Sihombing
Jebolan Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri pun lantas laris-manis diincar klub-klub Liga 1.
Tak lama setelah Sriwijaya mengumumkan perekrutan Samuel Christianson dan Syahrial Abimanyu, Bali United juga mengamankan jasa Hanis Saghara serta Febry Eka Putra.
Selain mereka, M. Lutfi Kamal sudah bergabung dengan Mitra Kukar, sementara Rifad Marasabessy malah menjadi polemik setelah dipanggil membela PS TNI mengingat anak muda kelahiran Tulehu berusia 18 tahun ini memang merupakan anggota TNI.
"Jika Rifad Marasabessy dipanggil TNI untuk perang membela negara, dengan ikhlas saya relakan. Tapi, jika untuk bermain sepak bola, sebaiknya jangan dipaksakan karena bermain sepak bola tidak termasuk dalam sumpah prajurit."
"Rifad adalah pemain profesional, dikontrak profesional," kata Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, seperti dilansir akun Instagram resmi klub.
(Baca Juga: Ketika Gronya Somerville Mengikat Sepatu, Netizen Malah Salah Fokus Pada Sosok Pebulu Tangkis Indonesia Ini)
Daftar semakin panjang dengan eks Indonesia U-19 lain yang sebelumnya memang sudah tergabung dengan klub profesional.
Mereka adalah Rachmat Irianto (Persebaya) dan Nur Hidayat (PSM).
Daya pikat eks Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri mengulangi yang diperlihatkan "kakak kelas" mereka.
Menjelang bergulirnya Liga 1 musim 2017, sejumlah pilar Garuda Muda besutan Eduard Tjong pun diikat klub kasta teratas, seperti Saddil Ramdani (Persela), Pandi Lestaluhu (Persija), Hanif Sjahbandi (Arema), Asnawi Mangkualam (PSM), Satria Tama (Persegres), Bagas Adi (Arema), dan beberapa lainnya.
Sebelah Mata
Namun, pengalaman eks Indonesia U-19 asuhan Edu juga itu yang mesti menjadi pelajaran. Tak semua seberuntung Satria, Saddil, atau Bagas yang betul-betul menjadi pilar penting bagi tim.
(Baca Juga: Bidadari Cantik Ini Rela Korbankan Benda Kesayangannya Demi Kesembuhan Gavin Kwan Adsit)
Saat belum benar-benar matang, persaingan dengan para senior kerap membuat mereka tersisih.
Hal ini yang disadari oleh Nurhidayat. Bek tengah muda yang membawa Sulawesi Selatan menjadi runner-up di PON 2016 tersebut berharap rekan-rekannya diberi cukup kesempatan untuk berkembang.
"Semoga para pemain U-19 tidak dipandang sebelah mata dan diberi menit bermain yang cukup," kata Nurhidayat.
Nurhidayat tentu paham yang dibicarakannya. Musim lalu, kendati sudah diberi kontrak setahun, toh ia cuma dua kali diizinkan merumput.
Pelatih PSM, Robert Rene Alberts, kepada BOLA sempat menyebut nama Nur Hidayat sebagai salah satu pemain potensial, namun tentu saja sulit melihatnya menjadi pemain reguler di tim utama mengingat masih ada Hamka Hamzah dan Steven Paulle.
"Para pemain muda harus tahan mental saat bergabung dengan klub profesional. Salah satunya ya tahan mental bila tak dimainkan. Selain itu, latihan dengan senior pasti membuat minder."
"InsyaAllah saya dan teman-teman bisa berhasil, apalagi saat ini semakin banyak pelatih yang percaya pada pemain muda," kata Nurhidayat.
(Baca Juga: Cristiano Ronaldo Menangi Ballon d'Or 2017, Ricardo Kaka Ucapkan Selamat sambil Bersorak Ria)
Sebaliknya bagi klub, merekrut para pemain muda ini bukan tanpa risiko. Mereka tentu akan dipanggil ke timnas saat Indonesia tampil di Piala AFC U-19 tahun depan.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | TABLOID BOLA NO. 2.825 |
Komentar