Menjadi runner-up sebuah kompetisi hingga mampu lolos promosi ke kasta tertinggi sejatinya layak untuk dibanggakan oleh sebuah tim.
Pasalnya, untuk mampu lolos ke babak final saja tidak melewati jalan yang lurus.
Tentu, hambatan dan rintangan yang dihadapi tak begitu mudah melewatinya.
Terlebih menelantarkan sisa-sisa perjuangan yang berujung pada sebuah keberhasilan.
PSMS Medan, klub yang dijuluki Ayam Kinantan menjadi percontohan dari ungkapan diatas.
Merebut gelar runner-up Liga 2 dan sukses menembus Liga 1 untuk musim depan tampaknya tidak begitu disyukuri oleh PSMS.
(Baca Juga: 4 Pemain Asing yang Diisukan Merapat ke Persija, Mulai Eks Juventus hingga Rekan Samuel Eto'o)
Hal tersebut dapat dipastikan dari sikap PSMS yang membuang begitu saja papan berwarna merah hitam yang bertulisakan 'Runner-Up 2017, IDR 750.000.000'.
Sejatinya, meski hanya sebuah benda yang dipandang remeh, namun untuk merebut papan reklame tersebut tidaklah mudah.
Terpantau, usai merayakan promosi ke Liga 1, papan tersebut ditinggal di lantai ruang kebugaran di Mess PSMS Medan, Jl. Candi Borobudur No. 2, Medan.
Tak heran, segenap pendukung PSMS pun cukup menyayangkan. Salah satunya dengan apa yang dirasakan Panglima Smeck Hooligan, Saut F J Naibaho.
Dikutip BolaSport.com dari Tribun Medan, Saut mengatakan sangat prihatin dengan kondisi papan tersebut yang ditelantarkan meski hanya sebuah benda mati.
"Ini menunjukkan ketidakpedulian manajamen PSMS terhadap perjuangan pemain, walau ini hanya benda mati tapi kan ini layak dihargai," tuturnya.
"Papan ini bagian dari histori Ayam Kinantan kembali menuju Liga 1. Kalau begini kan seperti tidak menghargai usaha orang lain," kata Saut.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | http://medan.tribunnews.com |
Komentar