Pamor Simon McMenemy sebagai pelatih bertangan dingin melejit setelah membawa Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017.
Namun, lelaki asal Skotlandia berusia 40 tahun ini tak mau berhenti sampai di situ.
Ia optimistis bisa meraih pencapaian yang tak bisa dilakukan klub kasta tertinggi Indonesia sejak musim 1994/95, yakni mempertahankan gelar juara.
(Baca Juga: Bhayangkara FC Tancap gas Mantapkan Skuat The Guardian Jelang Liga 1 Digelar)
"Kenapa tidak? Tidak ada yang menduga kami bisa juara musim lalu. Lantas mengapa kami tidak bisa mengulanginya?" ujar Simon McMenemy dalam wawancara khusus dengan BolaSport.com pada Rabu (3/1/2018).
Apa lagi yang disampaikan oleh Simon McMenemy? Berikut petikan wawancaranya:
Seberapa antusias Anda menatap musim baru?
Saya tidak sabar melihat bagaimana para pemain baru menyatu dengan mereka yang sudah ada di tim ini musim lalu.
Kami kehilangan beberapa pemain, terutama Evan Dimas, Ilham Udin, dan Ilija Spasojevic.
Tapi, kami juga berhasil mempertahankan beberapa pemain dari musim lalu.
(Baca juga: Jawaban Mengejutkan Agen yang Biasa Mewakili Ferdinand Sinaga soal Hijrah sang Pemain ke Malaysia)
Saya ingin segera melihat bagaimana Zah Rahan berkontribusi buat tim, juga bagaimana Vladimir Vujovic mengawal pertahanan.
Kami memang butuh waktu untuk memutuskan pemain dengan tipe seperti apa yang ingin didatangkan.
Saya antusias melihat bagaimana mereka memainkan sepak bola Bhayangkara.
Bagaimana mengatasi rapatnya jadwal Piala Presiden dengan kick-off Liga 1 bila keduanya digelar sesuai rencana awal?
Cara kami mengatasinya hanya dengan menerimanya.
Kami tahu ini bukan keputusan yang tepat, tetapi kami tetap menjalaninya.
(Baca Juga: Polemik Transfer Evan Dimas dan Ilham Udin ke Selangor FA Sudah Selesai)
Terkadang, memang ini yang harus dilakukan.
Kami sudah menerima informasi soal beberapa aturan, seperti pemain U-23, marquee player, Piala Presiden, dan lainnya.
Apa lagi yang bisa dilakukan selain menjalaninya?
Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa mendapatkan waktu recovery sebanyak-banyaknya.
Tentu ini bila kami melaju ke final Piala Presiden.
Bila sudah tersingkir sejak awal, tentu bukan masalah.
(Baca juga: Kaleidoskop 2017 - 7 Top Scorer Liga Utama Asia Tenggara, Mirisnya Hanya Satu Pemain Lokal)
Namun, bila Tuhan mengizinkan kami melangkah ke final, tentu tidak banyak waktu istirahat sebelum pertandingan pertama di liga.
Apalagi bila kemudian ada pemain yang cedera.
Tidak banyak waktu di antara keduanya. Siapa pun tim yang menang akan mengalaminya.
Bisa jadi melaju ke final adalah kerugian. Bila tersingkir lebih awal, tim punya waktu untuk pemulihan.
Akan tetapi, bila lolos ke semifinal, maka cuma ada seminggu istirahat. Agak tidak masuk akal memang.
Bhayangkara FC adalah juara bertahan dan akan menjadi sasaran tembak bagi semua tim musim depan. Bagaimana melihat hal ini?
Harus ada perubahan mental. Kami sudah membicarakan hal ini dengan pemain. Tidak ada lagi kejutan.
Semua tim sudah menyadari bahwa kami cukup bagus musim lalu dan finis sebagai juara.
(Baca Juga: Batal ke Sriwijaya FC Herman Dzumafo Gabung Bhayangkara FC, Ini Katanya)
Semua tahu kami bisa mendominasi permainan.
Lawan akan berpikir bahwa mereka tahu bagaimana kami bermain.
Karenanya, sekarang tergantung pada kami untuk mengambil keputusan tepat di pertandingan. Saya juga harus bisa menjawab tantangan dari semua tim di liga.
Itu yang saya lakukan musim lalu. Tahun ini tentu akan lebih sulit karena semua tim akan membedah kami.
Seperti saya katakan, tidak ada lagi elemen kejutan.
(Baca juga:
Dengan memenangi gelar musim lalu, kami kini menjadi sasaran tembak dan semua pasti berusaha menjatuhkan kami. Kami hanya harus berjuang menghadapinya.
Bagaimana menilai prospek pemain baru?
Saya excited melihat mereka.
Soal Vlado, kami membutuhkan sosok pemimpin, orang yang punya pengalaman.
Dengan banyaknya pemain muda di tim, Vlado adalah pilihan sempurna. Dia selalu tampil bagus saat bersama Persib dan membuat pertahanan menjadi kokoh.
Zah Rahan adalah geladang serang yang bisa bermain sebagai second-striker. Dia mampu mencetak gol dan menciptakan peluang. Kami membutuhkan pemain seperti itu.
(Baca juga: Eks Gelandang Liverpool Berpeluang Jadi Pemain Keempat Mitra Kukar yang Berstatus Alumni Premier League)
Dzumafo memberikan keuntungan dalam duel udara yang tidak kami miliki musim lalu.
Spaso mencetak banyak gol dan piawai menguasai bola, tapi Dzumafo menghadirkan intimidasi tersendiri dan akan membuat bek lawan kesulitan menjaganya.
Siapa yang akan menjadi playmaker antara Paulo Sergio dan Zah Rahan?
Saya rasa mereka bisa memerankannya bersama dan ini yang menarik. Mereka bisa bertukar posisi.
Menurut saya, mereka sama-sama bisa bermain sebagai second-striker atau gelandang serang. Juga ada Vendry Mofu.
Jadi, kami memiliki tiga gelandang serang yang bisa berotasi.
Kami sebelumnya mencari penyerang lain untuk mendampingi Dzumafo. Namun, kami lantas berpikir mengapa pula harus mendatangkan orang yang performanya tidak kami kenal bila kami memakai Paulo Sergio sebagai second-striker.
Kami sudah membicarakan hal ini dan Paulo cukup bersemangat soal ini karena dia juga bermain sebagai second striker saat memperkuat DPMM.
(Baca Juga: Bima Sakti Sebut Pemain yang Bisa Lebih Baik dari Dirinya)
Dengan kehadiran Roberto Carlos Mario Gomez dan Rahmad Darmawan, bagaimana menilai duel taktik musim depan?
Saya menilai mereka seperti halnya pelatih lain yang saya hormati. RD adalah pelatih bagus dan pribadi yang luar biasa.
Saya mengenalnya secara pribadi dan punya banyak pujian terhadapnya.
Tapi, musim lalu juga ada Robert Rene Alberts yang finis di peringkat ketiga kendati sebelumnya beberapa kali memenangi liga.
Saya tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan pelatih lain. Ada tim yang harus saya siapkan.
(Baca juga: Wow! Klub Elite Australia Buka Peluang untuk Pemain Indonesia karena Main di Liga Champions Asia)
Musim lalu sungguh tidak disangka. Tidak ada yang menduga kami bisa menjadi juara atau bahkan finis di atas PSM Makassar, Persib, atau Sriwijaya.
Publik tidak menduga semua ini. Tantangan tahun ini akan berbeda, tapi di sisi lain juga sama saja.
Kami adalah pencilan. Orang tak mengharapkan kami bisa kembali menjadi juara atau bahkan sekadar finis di tiga besar ketika Sriwijaya mengeluarkan banyak uang untuk membeli pemain atau kedatangan Mario Gomez ke Persib dan dia pasti disokong modal besar untuk belanja.
(Baca juga: Striker Berusia 20 Tahun Ini Bakal Jadi Bagian Real Madrid dalam Hitungan Hari pada 2018, Siapa?)
Orang tak mengharapkan kami bisa finis di tiga besar lagi. Adalah tugas saya mencoba mewujudkan hal itu.
Jadi, Bhayangkara siap mempertahankan gelar?
Hari ini? Tentu tidak. Ini hari pertama pramusim, kami baru mulai berlatih.
Tapi, tentu saya optimistis.
Kenapa tidak? Tidak ada yang menduga kami bisa juara musim lalu, lantas mengapa kami tidak bisa mengulanginya?
Tentu akan jauh lebih sulit. Tak ada tim yang mau menyerah begitu saja saat menghadapi kami.
Takkan ada pertandingan mudah karena semua pasti ingin mengalahkan tim juara.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar