Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, memberikan surat terbuka terkait desas-desus terkait Andik Vermansah bergabung ke Persebaya Surabaya.
Beberapa waktu lalu, suporter Persebaya Surabaya menginginkan Andik Vermansah kembali bergabung dengan klub berjuluk Bajol Ijo.
Bonek, sebagai suporter, bahkan mengadakan penggalangan koin untuk Andik Vermansah.
Belum adanya kabar terkait kepastian bergabungnya Andik Vermansah ke Persebaya pun membuat sebagian besar suporter bertanya-tanya.
Dilansir BolaSport.com dari akun Twitter resmi milik Persebaya, presiden klub pun buka suara.
(Baca Juga: Bonek Malaysia Ingatkan Bruno Lopes Soal Nasionalisme)
Azrul Ananda mengeluarkan surat terbuka terkait negosiasi Persebaya dengan pemain asal Jember itu.
Dituliskan oleh Azrul Ananda, pihak Persebaya telah mengadakan janji bertemu dengan Andik.
Namun, pertemuan tersebut dibatalkan oleh pesepak bola berusia 26 tahun itu.
Dituturkan pula oleh Azrul Ananda, pihak Andik selalu menekankan soal angka yang dirasa berat bagi klub asal Kota Pahlawan itu.
Tidak menemukan titik terang dari isu yang dibahas dalam perundingan, Azrul Ananda pun memutuskan untuk tidak memanggil Andik kembali ke Persebaya.
Bagi Azrul Ananda, Persebaya bukan hanya mimpi dan rencana satu orang saja terlebih mengingat pemain yang telah berjuang membawa klub tersebut kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Berikut surat terbuka Presiden Persebaya, Azrul Ananda:
Kepada semua pihak yang mencintai Persebaya,
Sebagai presiden klub Persebaya, tugas saya yang utama adalah memastikan kelangsungan hidup tim, membuat program dan perencanaan untuk pengembangan masa depan tim yang sustainable, sekaligus mengejar prestasi terbaik.
Mengelola tim ini sama dengan mengelola berbagai perusahaan, bahwa kita harus siap mengambil risiko dan membuat keputusan-keputusan yang tidak populer. Tidak ada satu individual atau satu pihak yang lebih besar dari tim/perusahaan secara keseluruhan.
Dan itu termasuk mengenai pemain.
Karena itu, demi kepentingan tim yang lebih besar, untuk 2018 ini saya memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan bergabungnya Sdr. Andik Vermansyah di Persebaya. Walau pun itu sebenarnya merupakan keinginan awal tim, harapan besar sejumlah penggemar, dan keinginan Sdr. Andik sendiri.
Kami sudah berkomunikasi dengan pihak Sdr. Andik sejak lama, walau tidak pernah mempublikasikan atau menunjukkannya secara publik. Belakangan, ketika ada tanda-tanda komplikasi, saya sebagai presiden klub berkomunikasi langsung dengan Sdr. Andik.
Via pesan teks, pihak Sdr. Andik selalu menekankan soal angka. Bagi kami itu wajar. Ini olahraga profesional. Tapi seandainya angka itu bukan masalah bagi kami, tetap ada hal-hal lain yang harus dibicarakan. Ini bicara soal tim, dan rencana masa depan tim. Bukan soal satu orang, dan rencana satu orang tersebut.
Cara terbaik untuk membahasnya adalah dengan bertemu langsung, berbicara baik-baik, dan merancang apa yang terbaik untuk bersama. Bukan hanya untuk satu tahun.
Bulan Desember lalu, kami sudah mengajak bertemu. Tapi pihak Sdr. Andik membatalkan pertemuan tersebut. Belakangan, pihak Sdr. Andik memutuskan untuk berbicara langsung dengan kami, tidak lagi menggunakan agen.
Pada 17 Januari lalu, untuk membicarakan segalanya segala tuntas, kami mengundang Sdr. Andik untuk bertemu bersama saya, manajer tim, serta tim pelatih. Dengan demikian kita bisa tuntas membahas semua perencanaan untuk kebaikan bersama. Bukan hanya soal angka. Bukan hanya untuk satu tahun.
Pihak Sdr. Andik lantas membatalkan pertemuan, dengan alasan sudah telanjur janji dengan pihak dari Malaysia.
Pada 18 Januari, kami kembali bertukar pesan teks. Pihak Sdr. Andik kembali menegaskan soal angka. Apakah kami bersedia atau tidak, dan supaya kami tidak memaksakan kalau memang tidak bersedia.
Saya sampaikan lagi, bahwa tentu saya tidak akan memaksakan diri untuk memenuhi permintaan Sdr. Andik. Dan saya tegaskan bahwa kami memikirkan Persebaya bukan hanya untuk satu tahun. Bagaimana pun tetap yang terbaik adalah duduk bersama. Yaitu Sdr. Andik bersama saya, manajer tim, dan pelatih.
Setelah itu tidak ada balasan sama sekali kepada saya.
Saya pun jadi bertanya, kenapa tidak mau duduk bersama berdiskusi tentang tim? Kenapa hanya soal angka yang untuk setahun? Dan saya harus menegaskan terus kepada semua pihak, bahwa tim ini tidak untuk satu tahun, tidak untuk satu orang.
Kalau saya biarkan ini berlarut-larut, maka ini tidak akan fair kepada tim. Khususnya kepada para pemain yang sekarang sudah berada di Persebaya, yang sudah tampil habis-habisan demi kebaikan tim. Apalagi mereka yang tahun lalu ikut berjuang meloloskan Persebaya kembali ke Liga 1.
Tim ini bak sebuah kereta yang sudah berjalan, dan siap berlari kencang. Dan kereta tidak akan berhenti hanya untuk satu orang.
Persebaya lebih besar dari kita semua. Selama ini kita semua, baik di internal tim dan para suporter, telah berupaya keras untuk memastikan Persebaya eksis dan berjaya dari ancaman pihak-pihak luar yang tidak menginginkan Persebaya sukses.
Tapi ketika tim sudah memasuki era membangun, maka sekarang kita tidak boleh lengah dari ancaman yang lain. Yaitu ancaman dari kita sendiri, atau dari lingkungan di sekitar kita sendiri.
Saya percaya ini semua adalah proses menuju lebih baik. Harus dingin, tidak emosional dalam menanggapi segala hal.
Saya percaya Persebaya bisa menjadi tim yang paling maju di Indonesia. Dan saya yakin Persebaya sudah berada di jalur yang benar, siap melaju kencang.
Kalau Anda memang tulus mencintai dan mendukung Persebaya, saya yakin Anda bisa memahami keputusan ini, dan ikut membantu menciptakan aura positif dan asyik bagi semua pihak yang ingin mendukung kemajuan Persebaya.
Salam satu nyali!
Presiden Klub Persebaya
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | twitter.com/persebayaupdate |
Komentar