Walau pernah ditolak dan disepelekan oleh klub di kampung halamannya sendiri, pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, tetap menjaga mimpi bisa dikontrak sebagai pelatih klub di Inggris Raya.
Simon McMenemy tak pelak merupakan pelatih dengan reputasi mengilap berkat kesuksesannya membawa Bhayangkara FC ke tangga juara Liga 1 2017.
FourFourTwo bahkan lantas mendaulatnya sebagai Pelatih Terbaik Asia Tenggara 2017, walau kemudian gelar serupa di tingkat lokal tak didapatnya setelah PT Liga Indonesia Baru membatalkang nominasi penghargaan bagi pelatih terbaik.
Pelatih asal Skotlandia berusia 40 tahun ini juga sebelumnya telah mengubah sepak bola Filipina setelah membawa timnas negara tersebut untuk kali pertama melangkah ke semifinal Piala AFF pada 2010.
(Baca Juga: Demi Peluang Indonesia di Piala AFF 2018, Liga 1 Perlu Tiru Liga Super Malaysia?)
"Kesuksesan di Piala AFF waktu itu mengubah sepak bola di Filipina. Enam atau tujuh tahun setellahnya, sepak bola meledak," kata
Simon McMenemy seperti dilansir BolaSport.com dari BBC.
"Filipina sekarang memiliki liga profesional yang berjalan baik dan klub yang memenanginya lolos ke Liga Champions Asia. Semua seperti kisah dongeng," tuturnya.
Keberhasilannya membawa Bhayangkara FC ke tangga juara Liga 1 2017 juga bisa disebut sebagai pencapaian istimewa.
Pasalnya, tak ada yang menyangka tim milik Kepolisian Negara Republik Indonesia tersebut bisa menjadi kampiun.
Pencapaian itu pula yang membuatnya sempat menerima tawaran dari Malaysia, Thailand, dan bahkan Afrika Selatan.
Walau punya reputasi mentereng, McMenemy rupanya juga dihadapkan pada fakta bahwa ia tak dikenal di kampung halamannya sendiri.
Eks pelatih Mitra Kukar dan Pelita Bandung Raya ini pernah merasakan pahitnya ditolak oleh Clyde FC, yang saat ini berlaga di kompetisi kasta kedua Skotlandia.
"Beberapa tahun lalu saya mengirim CV ke Clyde dan sempat berbicara di telepon dengan presiden klub. Dia bilang 'Ini sangat mengesankan, tapi Anda belum pernah melakukan apa pun di Skotlandi'," ucap McMeney.
"Saya paham bahwa dia mengatakan yang sebenarnya, tapi semestinya diingat bahwa saya pernah membawa timnas bertanding di hadapan 90 ribu orang pada semifinal sebuah turnamen," katanya.
(Baca Juga: Liga 1 2018 Bertabrakan dengan Piala AFF, Bagaimana Kompetisi di Negara Pesaing Timnas Indonesia?)
Walau begitu, asa melatih di klub Inggris Raya tetap bersemayam di dadanya.
"Semoga suatu hari nanti tiba saat CV saya bisa bersanding dengan pemain timnas Inggris yang baru pensiun dan orang kemudian berpikir: 'Orang ini (McMenemy, red.) telah melakukan banyak hal, mari memberinya kesempatan'," kata McMenemy.
"Saya tahu bahwa nama saya mungkin tidak akan bisa membuka pintu tersebut, tapi mungkin suatu hari nanti pengalaman sepak bola saya bisa melakukannya," kata sang pelatih.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar