Belum sesuai harapan, itulah tiga kata yang pantas menggambarkan awal perjalanan Liga 1 musim 2018.
Seluruh elemen, baik pemerintah, federasi, penyelenggara liga tentu menginginkan adanya perbaikan dari semua aspek.
Jika musim lalu masih banyak kejanggalan dan insiden tak diharapkan, musim ini pastinya menjadi momen pembenahan.
Seperti yang diharapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Imam Nahrawi.
"Harapan saya lebih profesional, lebih bermartabat. Terutama juga lebih akuntabel, dan juga transparan," ujar Imam, Selasa (13/3/2018).
(Baca Juga: Setelah Mengaku Diminati Klub Eropa, Kini Marko Simic Digoda Klub Kaya Malaysia)
"Intinya, kami berharap penyelenggaraan semakin baik setiap tahunnya," tambah pria yang juga anggota Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun nahas, yang terjadi justru sebaliknya. Baru empat pekan berjalan, indikasi buruk mulai tampak dalam gelaran Liga 1.
Dua insiden kelam berbau anarki menjadi awal aksi tak terpuji yang mencoreng perhelatan Liga 1 musim 2018.
Kejadian pertama selepas partai antara PS Tira kontra Persebaya Surabaya di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, Jumat (13/4/2018).
Seorang suporter tim sepak bola Persebaya Surabaya alias Bonek tewas setelah terlibat bentrokan dengan warga Solo.
Bentrokan itu terjadi ketika para suporter Bonek akan kembali ke Surabaya seusai membela tim kesayangannya Persebaya Surabaya.
Saat sampai di Solo pada Sabtu (14/4/2018) dini hari, beberapa suporter terciduk tengah bentrok dengan warga sekitar.
Anarki kedua saat Aremania turun ke lapangan usai pertandingan kontra Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (15/4/2018).
Insiden terjadi di pengujung laga, dimana laga masih menyisakan beberapa detik saja sebelum wasit meniup peluit berakhirnya pertandingan.
Ada dua sebab yang muncul, pertama Aremania tak terima dengan keputusan wasit, kedua mereka hendak menuntut manajemen Singo Edan.
Pasalnya, dari empat laga, tak sekalipun klub asal Kota Apel tersebut menuai hasil sempurna. Arema FC memetik dua seri dan dua kekalahan.
(Baca Juga: Pesan Heroik Lerby Eliandry di Tengah Dominasi Striker Asing di Sepak Bola Indonesia)
Akibat insiden tersebut, banyak korban dari Aremania yang berjatuhan lantaran pukulan dan buntut dari tembakan gas air mata oleh panpel.
Tak hanya itu, pelatih Persib Bandung, Roberto Carlos Mario Gomez pun juga mendapat akibat setelah dahi sang arsitek berdarah.
Menurut kabar yang beredar, Mario Gomez terkena lemparan dari oknum Aremania. Namun sejauh ini tak ada klarifikasi dari Gomez.
Hingga detik ini, buntut dari aksi tak terpuji yang dilakukan Aremania untuk turun ke lapangan masih dalam rapat Komdis PSSI.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar