PSMS Medan harus menelan kekalahan telak 1-4 saat bertandang ke markas Persela Lamongan, Minggu (29/4/2018). Anak asuh Djadjang Nurdjaman pun langsung dievaluasi pasca kekalahan itu.
Kekalahan telak ini memang membuat pelatih PSMS Medan, Djajang Nurdjaman kecewa berat.
Sebab, dua dari empat gol yang dicetak tim tuan rumah yang beralias Laskar Joko Tingkir didapat hanya dalam kurun waktu delapan menit.
(Baca juga: Tak Berkontribusi saat Lawan Bahrain, Luis Milla Pastikan Copot Pemain Ini di Laga Selanjutnya)
Dilansir Bolasport.com dari Tribun Medan, Djajang mengatakan akan melakukan evaluasi karena rapuhnya bek sayap PSMS.
Bek sayap dianggap menjadi biang terjadinya gol karena mudah sekali dibobol pemain Persela Lamongan.
"Semua gol tersebut berasal dari bek sayap, dua-duanya kiri mau pun kanan," kata Djanur, sapaan Djadjang.
(Baca juga: Jadi Starter dan Main Penuh, Yanto Basna Bawa Klub Thailand Raih Kemenangan Penting)
"Gol pertama berawal dari kiri, itu gol memang kesalahan Jasuk (Jajang Sukmara). Gol kedua dan keempat berawal dari bek kanan," tuturnya.
Eks pelatih Persib ini sempat kecewa karena dari pinggir lapangan selalu menginstruksikan supaya anak asuhnya tidak lengah.
Namun, instruksinya gagal dijalankan dengan baik oleh Frets Butuan Cs.
(Baca juga: Menang dan Cetak Empat Gol ke Gawang PSMS, Persela Melesat ke Posisi Enam Besar)
"Terutama di lini tersebut, saya sudah berulang kali menegaskan untuk tidak lengah, karena serangan mereka selalu berasal dari sayap," ucap Djadjang.
"Konsentrasi menjadi masalah karena saya sudah sampaikan berulang-ulang kali kepada pemain bahwa tidak boleh lengah," ujarnya.
(Baca juga: Kembali Main Sebagai Gelandang, Ryuji Utomo Jadi Bagian Pesta Tandang Klub Thailand)
Namun hal tersebut akan dijadikan bahan evaluasi dalam menatap laga pekan ketujuh Liga 1 2018.
"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) saya untuk pertandingan berikutnya," ujar Djadjang.
"Ini harus segera diperbaiki dan tidak boleh terulang lagi pada laga berikutnya."
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | medan.tribunnews.com |
Komentar