Ada pemandangan berbeda pada laga pekan kedelapan Liga 1 2018 antara Arema FC melawan PSM Makassar di Stadion Kanjuruhan, Kab. Malang, Minggu (13/5/2018) sore.
Sebelum sepak mula yang menandai dimulainya jalannya pertandingan, kedua tim melakukan seremoni mengheningkan cipta.
One minute silence tersebut dilakukan dalam rangka rasa empati dan simpati Arema FC dengan tragedi pengeboman yang terjadi di Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi tadi.
Sebelumnya dikabarkan kompas.com, ledakan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.
"Selain mengheningkan cipta, para pemain kedua tim juga mengenakan pita hitam,” terang Media Officer Arema FC, Sudarmaji, lansir BolaSport.com dari Surya Malang.
(Baca Juga: Konfirmasi Agen Michael Essien soal Rumor Kepindahan ke Malaysia)
Mewakili manajemen Arema FC, pria 42 tahun itu mengutuk keras atas aksi terorisme tersebut.
Menurutnya, tindakan tersebut benar-benar merusak nilai kemanusiaan.
Lebih lanjut, Sudarmadji mengharapkan jika sepak bola nantinya benar-benar dapat menjadi alat persatuan.
“Harapannya sepak bola menjadi media yang tepat untuk memperjuangkan nilai humanisme. Atas nama kemanusiaan, semua pihak harus bersatu melawan segala bentuk teror tersebut,” tuturnya, mengakhiri.
(Baca Juga: PSIS Semarang Kembali ke Zona Degradasi, Samsul Arif Dinilai Sebagai Biang Kerok)
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | suryamalang.tribunnews.com |
Komentar