Penyerang Arema FC, Rivaldi Bawuo, kini sedang menjadi buah bibir. Kendati penampilan Arema FC belum konsisten, tapi Rivaldy mampu tampil bagus yang disertai gelontoran gol demi gol ke gawang lawan.
Pada laga terakhirnya, saat melawan Bhayangkara FC, Rivaldi layak disebut sebagai man of the macth.
Sebab, pemain yang akrab disapa Ipay tersebut mencetak dua gol dan satu assist untuk membawa Singo Edan menang 4-0.
(Baca Juga: Final Liga Champions, Suporter Chelsea Tak Ingin Liverpool Menang)
Di balik penampilan apik Rivaldi belakangan ini, rupanya tidak bisa lepas dari peran seorang Yunis Nusi.
Ketua Asprov PSSI Kalimantan Timur tersebut, yang berperan melambungkan nama Rivaldi ke pentas nasional
“Saya lihat anak ini punya potensi saat bermain di kampungnya, lalu saya bawa dia bermain di tim PON Kaltim. Lalu kami tawarkan dia ke Kalteng Putera musim lalu karena mereka ada target ke Liga 1,” buka Yunus.
Rivaldi memang gagal membawa Kalteng Putra promosi ke Liga 1. Tapi, pengamatan Yunus terhadap bakat besar Rivaldi tidak salah.
Sebab, dia kemudian menjadi top skor Liga 2 musim 2017. Raihan ini mengantarnya bergabung ke Arema FC.
(Baca Juga: Sambut Final Liga Champions, BIGREDS IOLSC Adakan Acara Nonton dan Sahur Bareng)
Yunus turut memberi saran agar Rivaldi menerima tawaran Arema FC. Tentu saja dia juga ikut bertanggung jawab dengan terus memantau permainan Rivaldi.
Menurut Yunus, dirinya tidak pernah lupa memberikan hasil evaluasi kepadanya.
(Baca Juga: Riko Simanjuntak Dipanggil Timnas U-23 Indonesia, Begini Respons Mengejutkan dari Netizen)
“Jadi, setelah dia bermain, saya langsung telepon dia. Saya bilang di mana dia harusnya bisa lakukan lebih baik. Saya lihat dia ini kan dari kampung, jadi harus dijaga terus karena dia punya bakat yang besar,” sambung Yunus.
Melihat capaian Rivaldi saat ini, Yunus tentu saja bangga. Tapi, dia mengingatkan kepada pemain asal Gorontalo tersebut agar tidak cepat puas.
(Baca Juga: Juergen Klopp Disebut Takkan Rela Serahkan Medali Liga Champions kepada Philippe Coutinho)
Rivaldy harus berlatih lebih keras, disiplin, dan mengikuti apa yang disarankan pelatih.
“Minimal dia masih punya 10 tahun di sepak bola. Jadi, dia bisa contoh itu Firman Utina, dia selalu berlatih ekstra setelah latihan di tim. Jangan jumawa karena sudah main di klub besar, tetap disiplin dan bersabar,” tutup Yunus.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar