Laga Persija Jakarta versus Persebaya Surabaya, Minggu (3/6/2018) resmi dibatalkan karena terjadi bentrokan suporter.
Pertandingan yang rencananya digelar di Stadion Sultan Agung itu dibatalkan setelah kedua pihak menandatangani surat pernyataan.
Surat pernyataan tersebut berisi pengembalian status pertandingan pada PT. LIB selaku operator kompetisi.
(Baca Juga: Pintu Timnas Tertutup untuk Stefano Lilipaly!)
Pembatalan ini memang menimbulkan pro kontra dari kedua pihak, baik Persebaya dan Persija Jakarta.
Namun pihak Persebaya merasa paling dirugikan dalam kasus ini.
Bahkan, manajemen Persebaya menilai panitia pelaksana tidak serius dalam mengadakan pertandingan.
Selain itu, rasa kecewa suporter kedua tim juga tak bisa dihindarkan.
Baik pihak Bonek maupun The Jakmania merasakan hal yang sama.
Pasalnya, mereka sudah rela jauh-jauh datang ke lokasi akan tetapi laga justru urung digelar.
Kekecewaan tak terbendung, masing-masing suporter sampai menitihkan air mata.
(Baca Juga: Tiga Tim Besar Isyaratkan 'Bongkar' Susunan Pilar Asing Putaran Kedua Liga 1 2018)
"Saya dan teman-teman sudah berangkat dari Surabaya. Kami juga sudah membeli tiket. Tapi, sampai di stadion pertandingan tidak bisa digelar. Jujur saja, kami sangat kecewa," ujar Willy Gabriel Waisapy, salah satu Bonek yang datang ke lokasi.
Match comisioner, Budi Winarko sudah mengantongi beberapa fakta seputar insiden itu.
Namun, Budi Winarko tetap menyerahkan keputusan kepada komdis terkait status pertandingan tersebut.
"Namun, apakah status laga ini akan dijadwalkan ulang atau statusnya Persija kalah WO (walk out) kami serahkan ke pihak liga dan komdis. Nanti mereka yang putuskan," ujar Budi Winarko.
Pernyataan tegas juga dilontarkan Chief Operating Oficier PT LIB (Liga Indonesia Baru), Tigorshalom Boboy.
Tigor sependapat bahwa pihak panpel Persija Jakarta kurang serius dalam mempersiapkan laga ini.
Selain itu, Tigor juga mengaku belum menerima laporan dari pihak panpel Persija, terkait pembatalan tersebut.
"Kami bahkan belum menerima laporan apa-apa dari pihak panpel Persija."
"Padahal, yang seharunya aktif berkomunikasi dengan kami terkait kondisi di lapangan adalah pihak panpel. Tapi, kok ini sebaliknya," ujar Tigor, kutip BolaSport.com dari persebaya.id.
Di lain pihak, Manajer Persebaya, Chairul Basalamah berharap, pihak federasi dan operator bisa bijak dalam memberikan keputusan.
Karena, pembatalan ini dirasa sudah merugikan banyak pihak.
"Semoga ada keputusan yang adil dan bisa memberikan pelajaran bagi mereka yang tidak siap menyelenggarakan pertandingan. Karena sudah merugikan banyak pihak," ujar Chairul Basalamah.
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | persebaya.id |
Komentar