Kewenangan Djadjang Nurdjaman di PSMS Medan sepertinya tak lagi seratus persen.
Hal ini ditegaskan CEO PSMS Medan, Dodi Taher. Pelatih yang akrab disapa Djanur itu disebut tak bakal bekerja sendirian saat pembentukan skuat Ayam Kinantan di putaran kedua kompetisi.
Djanur hanya bisa merekrut pemain anyar setelah berkonsultasi dengan manajemen dan sejumlah legenda tim yang ditunjuk oleh klub.
(Baca Juga: Liga 1 Libur, Hansamu Yama Pilih Ikut Kompetisi Abal-abal?)
Dodi membela diri bahwa hal ini bukan mengebiri kewenangan Djanur sebagai pelatih kepala.
“Sebenarnya ini kan tidak merugikan Djadjang Nurdjaman. Malah membantu meringankan bebannya memikirkan PSMS,” kata Dodi.
Andai Inggris Gagal di Piala Dunia 2018, Akan Ada Pemain yang Jadi Kambing Hitam https://t.co/hx4UJKE15R
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 11, 2018
(Baca Juga: 8 Tim Liga 1 Ini Tempatkan Pemain Lokal di Daftar Top Scorer Klub, Siapa Saja?)
“Kami tentu tidak akan biarkan PSMS kalah. Kami harus cepat membenahi. Soal pemain ini, nanti kami harus sama-sama memutuskan. Dia tidak boleh sendiri lagi. Harus ada koordinasi,” tambahnya.
Dodi mengatakan sebelumnya Djadjang berkuasa penuh dalam perekrutan pemain, namun kini pelatih yang akrab disapa Djanur harus melibatkan sejumlah legenda PSMS dalam pengambilan keputusan.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Menurut Dodi, keputusan ini bukan berarti mengartikan Djanur gagal. Pengurus lebih senang menyebutnya dengan istilah bahwa pemain pilihan Djanur kurang berkualitas.
“Djadjang bukan gagal, tapi kurang berhasil. Mungkin waktu cari pemain dia kurang diskusi. Makanya kita panggil Suharto biar bisa diskusi. Tidak ada tujuan negatif ini hanya untuk kebaikan PSMS," ucap Dodi.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar