Tiga pemain impor asal Prancis di Liga 1 2018 yakni Steven Paulle (PSM), Loris Arnaud (Persela), dan Julien Faubert (Borneo FC) yakin negaranya akan meraih trofi Piala Dunia untuk yang kedua kalinya.
Namun, ketiganya juga satu suara jika kemenangan timnas Prancis atas timnas Kroasia pada final Piala Dunia 2018 bakal diraih dengan cara yang tak mudah.
Steven Paulle berpendapat bila secara kualitas individu, Prancis lebih unggul atas Kroasia.
(Baca juga: Baru Cetak Tiga Gol di Jepang, Ada Kabar Kurang Bagus Terkait Kondisi Terbaru Lukas Podolski)
Hanya, Paulle tetap menilai jika beberapa nama besar di skuat Kroasia seperti Luka Modric dan Ivan Rakitic cukup mampu menjadi batu sandungan bagi Prancis.
"Sejujurnya pertandingan final antara Prancis lawan Kroasia masih 50:50. Prancis tetap jadi favorit saya karena secara kualitas individu mereka unggul dibanding Kroasia," ujar Paulle kepada BolaSport.com dan Tabloid BOLA.
"Tetapi, Kroasia juga bisa berbahaya mengingat di sana ada Luka Modric dan Ivan Rakitic. Prancis bakal menang dengan angka tipis," tuturnya.
Kylian Mbappe diyakini pemain kelahiran Cannes itu sebagai sosok protagonis di skuat Les Bleus.
(Baca juga: Tanpa Iniesta dan Podolski, Klub Thailand yang Memainkan Bek Kiri asal Thailand Ini Pesta Enam Gol)
Menurut Paulle, salah satu spesialisasi Mbappe yakni kecepatannya amat membantu anak asuh Didier Deschamps yang lainnya.
"Kali ini, Prancis banyak dihuni pemain-pemain muda. Mbappe bagi saya merupakan pemain kunci di skuat ini. Ia muda dan punya kecepatan yang amat luar biasa," ujar Paulle.
Sama dengan Paule, penyerang Persela Loris Arnaud pun sepakat jika Mbappe adalah pemain kunci bagi timnas Prancis pada Piala Dunia 2018.
(Baca juga: Didepak Klub Liga 1, Striker Ini Bersama Eks Pemain Arema Gabung Klub Hong Kong)
Selain Mbappe, eks bomber Paris Saint-Germain ini pun menganggap sosok Antoine Griezmann dan Paul Pogba sangat vital bagi Les Bleus
"Insha Allah, Prancis bakal memenangi Piala Dunia kali ini walaupun bakal dimenangkan dengan cara sulit karena Kroasia sangat kuat," ujar Arnaud kepada BolaSport.com dan Tabloid BOLA.
"Pertandingan final nanti bakal dimenangi Prancis pada babak tambahan. Ada tiga pemain kunci menurut saya di timnas Prancis kali ini. Para pemain kunci itu adalah Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, dan Paul Pogba."
Selain mengomentari tentang pemain kunci, Arnaud pun berujar jika Prancis telat panas selama helatan Piala Dunia 2018.
(Baca juga: Isu Terbantah, Jorge Sampaoli Tak Jadi Tangani Timnas U-20 Argentina)
Menurut Arnaud, Prancis baru layak disebut salah satu kandidat juara ketika mengalahkan Argentina pada fase 16 besar.
"Saat di fase grup, Prancis masuk ke pool yang mudah sehingga itu belum bisa dijadikan tolak ukur meski di dalam skuat Prancis banyak dihuni pemain bagus," tutur Arnaud.
"Barulah kemudian Prancis menunjukan potensi mereka sebagai tim juara pada babak perdelapan final saat mengalahkan Argentina dan perempat final saat melawan Uruguay," ujar Arnaud.
(Baca Juga: Permalukan PSMS Medan, Persipura Justru Dapat Hadiah Khusus dari Pihak Tuan Rumah)
Jika Paulle dan Arnaud menilai sosok Mbappe sangat sentral di skuat Les Bleus, lain halnya dengan pemain Borneo FC, Julien Faubert.
Faubert justru mengatakan bahwa N'Golo Kante-lah yang layak disebut pemain kunci.
"Bagi saya, Kante adalah pemain terbaik di skuat kali ini. Dia adalah pengontrol di lini tengah dan semua pemain terutama yang berada di posisi sayap dimudahkan berkat kehadiran Kante," ujar Faubert.
(Baca juga: Refleksi dari Laga Indonesia Vs Malaysia - Asa Egy Maulana Vikri Cs Dinodai Penonton Mereka)
"Berkat Kante, semua pemain Prancis di lapangan bisa memunculkan performa yang maksimal," katanya.
Pernah membela timnas Prancis pada 2006, Faubert pun membandingkan skuat saat era Zinedine Zidane pada Piala Dunia 1998 dan skuat pada Piala Dunia kali ini.
Mantan pemain Real Madrid itu pun berpendapat jika skuat Prancis di Piala Dunia 2018 tak bisa disamakan dengan Les Bleus edisi 1998.
"Banyak yang menyamakan skuat kali ini dengan tim era Zidane. Tetapi mohon maaf, saya tidak melihat banyak persamaan," ujar Faubert.
(Baca juga: Pelatih dan 12 Pesepak Bola Remaja Korban Insiden Goa di Thailand Dilarang Pergi ke Rusia)
"Skuat 1998 memiliki sosok senior yang bisa dijadikan pemimpin seperti Laurent Blanc dan Didier Deschamps. Sedangkan di skuat kali ini usianya sangat muda dan spirit yang mereka miliki adalah semangat persahabatan."
Faubert juga mengatakan, skuat kali ini bukan berarti tidak lebih baik dibanding skuat 1998 atau sebaliknya.
(Baca juga: Pemain Timnas Korsel Ini Cetak Gol untuk Klubnya, Dua Pekan Sepulang dari Piala Dunia 2018)
"Tetapi itulah karakter berbeda yang dimiliki skuat 1998 dan 2018. Prancis eranya Zidane dan eranya Mbappe punya kelebihan masing-masing," tutur Faubert.
"Namun yang saya yakini hanya ada satu persamaan yang ada pada skuat 1998 dan 2018, keduanya merupakan skuat yang kuat dan efektif dalam menyerang dan bertahan."
Pada Liga 1 2018, ada empat pemain asing yang negaranya bermain di partai puncak Piala Dunia di Rusia.
Selain Paulle, Arnaud, dan Faubert dari Prancis, ada pula pemain asal Kroasia yang membela Persija yakni Marko Simic.
Sama halnya dengan ketiga pemain impor asal Prancis, Simic pun antusias atas performa negaranya.
(Baca juga: Eks Striker Timnas Inggris dan Pemain Mungil Thailand Kompak Cetak Gol, Klub Jepang Ini Menang Besar)
Dengan percaya diri, Simic bahkan merasa lolosnya Kroasia ke partai puncak bukanlah sesuatu hal yang aneh.
"Menurut saya dan masyarakat Kroasia, ini bukan suatu kejutan. Kami sudah memperkirakan sebelumnya untuk sampai ke semifinal, tetapi ternyata sampai final," ujar Simic.
"Karenanya tim ini sedang berada di generasi emas, banyak pemain besar, banyak pemain yang bermain di final Liga Champions Eropa, ada juga yang juara di liga-liga domestik," katanya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar