Presiden Sriwijaya FC, Dodi Reza Alex Noerdin, diminta mundur oleh beberapa pihak.
Hal ini merupakan buntut dari munculnya berbagai masalah yang menimpa klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan itu.
Situasi dan kondisi Sriwijaya FC akhir-akhir ini menjadi fokus dan sorotan oleh berbagai kalangan.
Kekalahan dari Arema FC dengan skor telak 0-3, Sabtu (21/7/2018) sore kemarin, menjadi batas kesabaran bagi sebagaian besar pencinta SFC.
Hasil itu pula yang jadi alasan atas luapan amarah suporter atas kondisi yang dialami klub kebanggaannya tersebut.
Sebagai pelampiasan, para suporter itu melakukan perusakan di beberapa bagian Stadion Jakabaring, Palembang.
Tak hanya suporter, beberapa pihak lain, seperti mantan Manajer Sriwijaya FC, Hendri Zainudin pun mengungkapkan keprihatinannya melalui sebuah aksi nyata.
Hendri memulai sebuah petisi di situs change.org dengan tajuk "Turunkan Dodi Reza Alex Noerdin dan Selamatkan Sriwijaya FC".
Tak hanya itu, ia juga membuat sebuah status di jejaring sosial Facebook yang berisikan ungkapan kekecewaan terhadap situasi yang tengah dialami SFC saat ini.
Dodi Reza, sebagai Presiden Sriwijaya FC, dengan keras menanggapi hal itu.
(Baca juga:Mantan Persib Bandung Ini Berpeluang Besar Bawa Timnya Promosi ke Liga Super Malaysia)
"Saya tidak perlu diturun-turunkan, kalau pemegang saham mengizinkan saya istirahat setelah 10 tahun berkorban utk SFC, alhamdulillah," kata Dodi, lansir BolaSport.com dari Tribun Sumsel.
Dodi yang dihubungi via sambungan telepon mengungkapkan, sekaligus menantang kepada siapa pun yang mengaku peduli dengan SFC agar segera turun tangan.
"Tapi saya tegaskan jangan cuma ngomong doang. Yang pegang SFC harus punya uang, waktu, dan pikiran yang harus dikorbankan," ujarnya, menambahkan.
(Baca juga:Kembali Dipercaya Teco, Gunawan Dwi Cahyo Torehkan Catatan Apik pada Laga Persija Vs Mitra Kukar)
Pria berkacamata itu membeberkan jika pada saat ini, utang yang menjadi beban Laskar Wong Kito menyentuh angka 12 miliar rupiah.
Belum lagi mereka masih menunggak gaji pemainnya selama tujuh bulan.
Editor | : | Hery Prasetyo |
Sumber | : | sumsel.tribunnews.com |
Komentar